kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengamat: Koalisi permanen Merah-Putih akan pecah


Senin, 14 Juli 2014 / 18:49 WIB
Pengamat: Koalisi permanen Merah-Putih akan pecah
ILUSTRASI. Kencur bisa membantu mengobati kencing batu.


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Koalisi Merah Putih yang mendeklarasikan koalisinya secara permanen untuk mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa diprediksikan tidak akan bertahan lama. Koalisi itu diprediksi akan pecah seusai pilpres.

"Wacana sebagian besar elite Partai Golkar untuk merapat dan mendukung Jokowi-JK membuat peta di internal Koalisi Merah Putih yang menyokong Prabowo-Hatta di ambang ketidakjelasan masa depan. Hal ini kemungkinan akan diikuti oleh partai lain yang memang sedari awal tidak terlalu nyaman dengan model koalisi yang dibangun," kata pengamat politik dan pemerintahan Universitas Padjadjaran (Unpad), Muradi, melalui siaran pers, Senin (14/7).

Muradi menilai beragam kepentingan partai koalisi tersebut membuat skema koalisi yang dibangun diprediksi rapuh dan bubar di tengah jalan. Adapun Muradi juga menilai yang akan bertahan dalam Koalisi Merah Putih hanyalah Gerindra dan PAN.

"Kedua partai ini dianggap parpol yang paling berkeringat dan berupaya memenangkan pasangan nomor urut 1 tersebut. Diprediksi dua partai ini akan bertahan dan memilih berbeda dengan partai yang mengusung Jokowi-JK," ucap Muradi.

Di sisi lain, Muradi menyebut PKS dan Partai Demokrat dapat saja tetap bergabung dengan koalisi lantaran dua partai itu tidak sejalan dengan PDI-P dan Jokowi.

"Kedua partai ini enggan menyokong kepemimpinan pasangan nomor urut 2 bila terpilih menjadi pemenang. Terlebih lagi, sejak awal, Jokowi dan PDI-P pun enggan melakukan kerja sama dengan dua partai tersebut sehingga diprediksi PKS dan Demokat akan memilih untuk di luar pemerintahan dan menjadi oposisi di parlemen bergabung dengan Gerindra dan PAN," papar Muradi.

Untuk Golkar dan PPP, Muradi menyebut kedua partai ini diprediksi akan merapat dan menyokong Jokowi-JK bila pasangan nomor 2 tersebut menjadi pemenang pada pilpres ini. Muradi mengingatkan, secara kalkulasi politik, kedua partai ini mudah membangun komunikasi politik dengan Jokowi-JK dan koalisi partai pendukungnya.

"Faktor Ginandjar Kartasasmita dan Luhut Binsar Panjaitan yang menyokong Jokowi-JK dan Hamzah Haz di PPP akan memuluskan jalan kedua partai ini beralih menyokong Jokowi-JK," ucap Muradi.

Lebih jauh, Muradi menegaskan, jika Golkar dan PPP akhirnya merapat ke Jokowi-JK, Koalisi Merah Putih akan bubar. "Apabila Golkar dan PPP merapat ke pasangan nomor urut 2, hampir dipastikan Koalisi Merah Putih penyokong Prabowo-Hatta layu sebelum berkembang," tutup Muradi. (Fidel Ali) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×