kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Pengamat: Gita mundur, gaya politik cuci tangan


Jumat, 31 Januari 2014 / 17:36 WIB
Pengamat: Gita mundur, gaya politik cuci tangan
ILUSTRASI. Pabrik baja?PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP).


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justic (IGJ) Reza Damanik menilai keputusan Gita Wirjawan mundur dari jabatannya sebagai Menteri Perdagangan lebih karena pertimbangan elektoral jelang Pemilu Presiden 2014, dan bukan pertimbangan etika.

Menurut Riza, jika pertimbangannya adalah etika, Gita sebaiknya tidak ikut Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Pasalnya, secara etika, Gita telah disumpah untuk menjalankan amanah sebagai Menteri Perdagangan.

"Atau setidaknya, sebelum ikut konvensi, Gita Wirjawan dapat mengumumkan pengunduran dirinya. Saya membaca ini lebih pertimbangan politik, yakni gaya politik cuci tangan untuk meningkatkan elektabilitas," kata Riza dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Jumat (31/1/2014).

Tudingan Riza ini dilatarbelakangi kondisi perdagangan Indonesia yang akhir-akhir ini kian menjurus ke liberalisasi. Betapa tidak, kata dia, Gita telah mendorong Indonesia menuju perdagangan liberal melalui Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), World Trade Organization (WTO), dan terakhir World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss.

Karena dianggap telah membawa Indonesia ke perdagangan yang lebih liberal itu, Riza menuding Gita hendak mengamankan diri dengan cara keluar dari kabinet.

"Dengan begitu Gita Wirjawan mendapatkan dua prestasi sekaligus. Satu, melalui WTO dan lainnya itu, ia berhasil mengamankan kepentingan negara maju dan perusahaan multinasional di Indonesia. Kedua, melalui keputusan mundur, Gita Wirjawan seolah-olah punya kesadaran etik menyelamatkan kepentingan rakyat banyak. Bagi saya, ini satu model gaya kepemimpinan culas yang tidak pantas untuk diteladani," pungkasnya.

Sebelumnya, Gita mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Perdagangan. Ia beralasan ingin fokus menghadapi Konvensi Partai Demokrat. Gita merasa tidak etis melalukan sosialisasi sebagai bakal capres 2014-2019 ke masyarakat selagi mengemban jabatan sebagai Menteri Perdagangan. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×