kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

Pengamat: Australia sedang mainkan kartu licik


Sabtu, 07 Maret 2015 / 12:24 WIB
Pengamat: Australia sedang mainkan kartu licik
ILUSTRASI. Ini 5 Penyebab Buang Angin Terus-Menerus dan Cara Mengatasinya


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pemerintah Indonesia harus berhati-hati dengan Australia, terutama terkait rencana eksekusi mati dua warga negara Australia di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Sebab, Australia kini tengah mempermainkan citra Indonesia di mata dunia terkait dengan demokrasi.

"Australia sedang mainkan kartu yang licik, kita harus hati-hati karena kita bisa terjebak. Dia sedang mempermainkan citra Indonesia di mata dunia soal demokrasi," kata Direktur Program Pascasarjana Bidang Diplomasi Universitas Paramadina Dinna Wisnu dalam diskusi SmartFM di Jakarta, Sabtu (7/3/2015). 

Dinna mengatakan, selama ini di mata dunia internasional, Indonesia dikenal sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. Sebagai negara yang memperjungkan demokrasi, Indonesia sangat terikat dengan penegakkan hak asasi manusia, khususnya hak orang untuk hidup.

Langkah Indonesia untuk mengeksekusi mati sejumlah narapidana narkotika ditentang sejumlah negara lain. Apa lagi, hukuman mati di dunia Internasional sudah dihindari, meskipun sejumlah negara masih menerapkan jenis hukuman tersebut.  

Menurut Dinna, tarik menarik antara Indonesia dan Australia terkait hukuman mati bukan sekadar mempengaruhi urusan bisnis kedua negara. ‎Di sisi lain, Presiden Jokowi justru tengah memainkan politik diplomasi yang menerapkan kedaulatan prosedural dan teknis. Padahal, poin yang harus diingat Presiden saat melakukan politik diplomasi adalah efek jangka panjang kedaulatan yang substantif. (Icha Rastika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×