kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.610   15,00   0,09%
  • IDX 8.220   131,42   1,62%
  • KOMPAS100 1.141   22,21   1,98%
  • LQ45 818   21,33   2,68%
  • ISSI 289   3,24   1,14%
  • IDX30 428   12,38   2,98%
  • IDXHIDIV20 486   16,20   3,45%
  • IDX80 127   2,58   2,08%
  • IDXV30 134   1,20   0,90%
  • IDXQ30 136   4,61   3,51%

Penerimaan PPN dan PPnBM Diproyeksikan Rp 744,50 Triliun pada Akhir 2024


Minggu, 01 Desember 2024 / 17:09 WIB
Penerimaan PPN dan PPnBM Diproyeksikan Rp 744,50 Triliun pada Akhir 2024
ILUSTRASI. Penjualan mobil baru di salah satu diler di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (12/7). Penerimaan Pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) diproyeksikan sebesar Rp 744,50 triliun hingga tutup tahun ini. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/12/07/2024.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerimaan Pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) diproyeksikan sebesar Rp 744,50 triliun hingga tutup tahun ini. Angka tersebut setara 91,76% dari target APBN 2024. 

Direktur Eksekutif Pratama-Kreston Tax Research Institute Prianto Budi Saptono melihat, jika realisasi penerimaan PN dan PPnBM hingga Oktober 2024 setara dengan 76,47% target APBN 2024, maka dia memproyeksikan PPN dan PPnBM hingga akhir Desember 2024 dapat mencapai Rp 744,50 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 91,76% dari target. 

"Kontribusi neto PPN dan PPnBM Januari hingga Oktober 2024 dari konsumsi dalam negeri mencapai 24,6%," ujar Prianto kepada Kontan.co.id, Minggu (1/12). 

Prianto mengungkapkan, kontribusi neto PPN dan PPnBM Jan-Okt 2024 dari konsumsi dalam negeri mencapai 24,6%. Pendorong peningkatan tersebut berasal dari kenaikan pembayaran PPN dari sektor perdagangan dan industri pengolahan. Selain itu, restitusi juga mengalami penurunan di semester kedua 2024.

Baca Juga: Wamen Suahasil: Ada Potensi Ekonomi RI Tumbuh Lebih dari 5,2% Pada 2025

Sementara itu, untuk PPN impor ada kontribusi sebesar 14,7%. Hal itu didorong dari peningkatan pembayaran impor bahan baku dari industri pengolahan. Secara khusus, subsektor industri logam dasar, bahan kimia, dan karet menjadi pendorong utama dari kontribusi PPN impor Januari hingga Oktober 2024.

"Pendorong kontribusi PPN juga berasal dari intensifikasi DJP untuk tahun 1999-2023," ungkap dia. 

Menurut Prianto pendorong kontribusi PPN juga berasal dari intensifikasi DJP untuk tahun 1999-2023 berupa penerbitan SP2DK (Surat Permintaan Penjelasan atas Data/Keterangan) dan pemeriksaan PPN.

Hasil dari intensifikasi tersebut berupa pembetulan SPT Masa PPN yang dibarengi dengan pembayaran pajak. Selain itu, pemeriksaan PPN berujung pada kesepakatan jumlah pajak terutang sehingga Pengusaha Kena Pajak juga melakukan pembayaran PPN. 

Adapun, hingga Oktober 2024 realisasi PPN dan PPnBM tercatat Rp 620,42 triliun. Angka tersebut sudah setara 76,47% dari target APBN 2024.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×