CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Penerimaan pajak akhirnya tumbuh positif


Rabu, 14 September 2016 / 18:25 WIB
Penerimaan pajak akhirnya tumbuh positif


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Setelah mengalami kontraksi sejak awal tahun, akhirnya realisasi penerimaan pajak mengalami perbaikan. Realisasi penerimaan pajak hingga 31 Agustus 2016 tumbuh positif, hampir mencapai 4% dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemkeu) Yon Arsal mengatakan, hingga akhir bulan lalu realisasi penerimaan pajak mencapai Rp 622 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 3,97% dibanding periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 598,27 triliun.

Yon mengklaim pertumbuhan positif dari sumber utama penerimaan negara tersebut terbantu oleh program amnesti pajak. "Pergerakan tax amnesty cukup signifikan di minggu-minggu terakhir periode tiga bulan pertama ini," kata Yon kepada KONTAN, Rabu (14/9).

Berdasarkan situs resmi Ditjen Pajak yang dikutip Rabu (14/9), jumlah uang tebusan yang masuk dari pengampunan pajak tersebut sebesar Rp 10,34 triliun. Jumlah tersebut baru mencapai 6,27% dari target Rp 165 triliun.

Meski telah mencatatkan pertumbuhan yang positif, pemerintah belum bisa sepenuhnya bernapas lega. Masih ada beberapa pekerjaan rumah penting bagi Ditjen Pajak untuk mengejar target penerimaan pajak di sisa empat bulan di tahun ini.

Pertama, Yon mengatakan penerimaan pajak penghasilan (PPh) nonmigas hingga akhir Agustus lalu dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya belum mencatatkan pertumbuhan double digit. Padahal, penerimaan pajak dari PPh nonmigas merupakan tumpuan dari penerimaan pajak secara keseluruhan lantaran didalamnya terdapat penerimaan PPh orang pribadi dan badan.

Kedua, penerimaan dari pajak pertambahan nilai (PPN) juga perlu digenjot. Yon juga mengaku, realisasi penerimaan PPN, khususnya PPN impor masih terkontraksi. Sementara itu, meski tumbuh positif, penerimaan PPN dalam negeri belum cukup kuat menutupi kontraksi pada penerimaan PPN impor.

Ketiga, total realisasi penerimaan Rp 622 triliun, tergolong rendah. Sebab, realisasinya belum juga mencapai setengah yang ditargetkan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBN-P) 2016, yaitu baru mencapai 45,9% dari target Rp 1.355,2 triliun.

Yon optimistis, realisasi penerimaan pajak ke depan masih akan tumbuh positif. Pihaknya meyakini uang tebusan dari tax amnesty, khususnya di akhir bulan ini akan masuk lebih banyak karena periode Juli hingga September merupakan periode tiga bulan pertama dimana pemerintah mengenakan tarif uang tebusan paling rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×