kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penerimaan pajak 2013 baru 18,5% dari target APBN


Kamis, 11 April 2013 / 18:37 WIB
Penerimaan pajak 2013 baru 18,5% dari target APBN
ILUSTRASI. Curiculum vitae atau CV merupakan dokumen penting yang harus disiapkan dengan baik sebelum melamar pekerjaan.


Reporter: Herlina KD | Editor: Amal Ihsan

jAKARTA. Perlambatan ekonomi dunia mulai berpengaruh ke kinerja penerimaan perpajakan. Data Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan menyebutkan, hingga kuartal I 2013, realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp 220,5 triliun. Jumlah ini hanya 18,5% dari target penerimaan pajak di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 yang sebesar Rp 1.193 triliun. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, realisasi penerimaan perpajakan mencapai 19,2% dari target.

Jika dilihat lebih rinci, penerimaan perpajakan ini terdiri dari penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp 210,3 triliun atau 18,5% dari target APBN pajak dalam negeri 2013 yang sebesar Rp 1.134,3 triliun, dan pajak perdagangan internasional yang sebesar Rp 10,2 triliun atau 17,4% dari target pajak perdagangan internasional APBN 2013 yang sebesar Rp 58,7 triliun.

Nah, untuk pajak dalam negeri, penerimaan pajak penghasilan (PPh) mencapai Rp 108,7 triliun atau 18,6% dari target APBN 2013 yang sebesar Rp 584,9 triliun. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu penerimaan PPh mencapai 18,7% dari targetnya.

Sedangkan penerimaan pajak pertambahan nilai, pada kuartal I 2013 mencapai Rp 76,2 triliun atau 18% dari target APBN 2013 yang sebesar Rp 423,7 triliun. Pada periode yang sama tahun 2012 penerimaan PPN mencapai 18,7% dari targetnya.

Direktur Jenderal Pajak Fuad Rachmany mengungkapkan situasi ekonomi kuartal I tahun ini memang belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Buktinya, penurunan harga komoditas global masih terjadi, sehingga kinerja ekspor juga belum bisa tumbuh dengan baik.

Meski begitu, Fuad bilang realisasi penerimaan perpajakan pada kuartal I tahun ini masih lumayan. "Memang tidak begitu menggembirakan, tapi tidak terlalu di bawah ekspektasi," ujarnya baru-baru ini.

Makanya, Fuad bilang tahun ini Ditjen Pajak akan melakukan upaya ekstra untuk mengejar target penerimaan. Menurutnya, di sektor pajak harus terus dilakukan ekstensifikasi baik dari wajib pajaknya maupun dari sektor fiskus.

Sebenarnya, Fuad bilang jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu penerimaan pajak masih tumbuh. Hanya saja, pertumbuhannya memang belum sekencang tahun-tahun sebelumnya.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo penerimaan pajak mulai tertekan sejak tahun lalu. "Ada tekanan dari krisis dunia, sehingga penerimaan pajak mulai tertekan," ungkapnya, Selasa (9/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×