Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah optimistis penerimaan kepabeanan dan cukai di akhir tahun ini bisa melebihi target hingga Rp 18,4 triliun. Proyeksi ini tersokong oleh prospek kinerja ekspor komoditas andalan Indonesia yakni minyak kelapa sawit atawa crude palm oil (CPO).
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan outlook penerimaan bea cukai dala Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 bisa mencapai Rp 233,4 triliun. Angka tersebut melonjak 9,5% dari target penerimaan bea cukai yang diamanatkan dalam Undang-Undang (UU) tentang APBN Tahun Anggaran 2021.
Adapun perkembangannya, sampai dengan akhir Juli 2021 realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 141,21 triliun, tumbuh 29,5% year on year (yoy).Pencapaian tersebut setara dengan 65,7% terhadap target akhir tahun ini.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan bea cukai pada tujuh bulan pertama tahun ini makin moncer karena ekspor komoditas antara lain CPO, tembaga, dan hasil pertambangan lainnya. Dus, dalam penerimaan negara geliat ekspor menyebabkan penerimaan bea keluar tumbuh hingga lebih dari delapan kali lipat pada Januari-Juli 2021.
“Bea keluar ini begitu signifikan karena adanya perdagangan internasional yang mulai membaik dan beberapa ekonomi negara lain tumbuh. Sehingga meningkatkan ekspor kita,” kata Menkeu Sri Mulyani saat Konferensi Pers Realisasi APBN edisi Juli, Rabu (25/8).
Baca Juga: Lewat operasi pengawasan Cukai 2021, Bea Cukai terus gempur rokok ilegal
Sementara itu, di periode sama untuk bea masuk tumbuh 9,2% yoy dan penerimaan cukai naik 18,2% yoy. Menkeu bilang bea masuk meningkat seiring dengan pulihnya aktivitas impor. Sementara penerimaan cukai tersokong dengan adanya rerata kenaikan tarif cukai rokok 2021 sebesar 12,5%.
Nah ke depan, Menkeu bilang penerimaan bea keluar akan mampu tumbuh hingga 888,7% secara tahunan, sehingga mampu menjadi pendorong target penerimaan bea cukai di akhir 2021.
Hitungan Kontan.co.id, realisasi penerimaan bea keluar pada 2020 sebesar Rp 1,65 triliun. Setali tiga uang, dengan adanya outlook pertumbuhan tersebut penerimaan bea keluar diperkirakan mencapai Rp 16,3 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan target yang telah ditetapkan yakni hanya Rp 1,33 triliun.
“Peningkatan outlook penerimaan bea cukai itu tersokong oleh ekspor CPO, meskipun memang sampai akhir tahun ini akan tergantung pada kondisi perekonomian global terutama Malaysia,” kata Direktur Teknis dan Fasilitas Cukai Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Nirwala Dwi Heriyanto saat Konferensi Pers, Kamis (26/8).
Di sisi lain, sisa penerimaan bea cukai dari outlook penerimaan cukai 2021, akan bersumber dari bea masuk Rp 100 miliar dan cukai Rp 2 triliun.
Selanjutnya: Nilai barang tegahan Bea Cukai mencapai Rp12,5 triliun per Juli 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News