kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Penerbitan Samurai Bond akan Digunakan untuk Bayar Utang Yen


Rabu, 15 Juli 2009 / 18:23 WIB


Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah akan memfokuskan penggunaan hasil penerbitan samurai bond untuk membayar utang berdenominasi yen yang jatuh tempo pada tahun ini. Adanya exposure utang berdenominasi yen dalam jumlah besar, yakni sekitar 20% dari keseluruhan utang negara, membuat pemerintah akan tetap menerbitkan obligasi yen.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto mengatakan, pemerintah melakukan semacam natural hedging untuk membayar utang yen yang jatuh tempo pada tahun ini. Caranya dengan memanfaatkan hasil penerbitan obligasi berdenominasi yen yaitu samurai bond di pasar Jepang.

"Pemerintah tidak akan memakai rupiah atau dolar untuk membayar utang yen, maka kita akan cari yen baru untuk membayar yang jatuh tempo," kata Rahmat di Jakarta. Walaupun begitu, Rahmat tak mau berterus terang mengenai porsi samurai bond yang akan diambil tahun ini.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang mencatat total pinjaman luar negeri Indonesia per 29 Juni sebesar US$ 63,2 miliar. Rinciannya, pinjaman dari Jepang sebesar US$ 27,33 miliar (43,2%), Bank Pembangunan Asia (ADB) US$ 10,6 miliar (16,8%), dan Bank Dunia US$ 8,88 miliar (25,9%). Untuk profil utang jatuh tempo per 31 Maret sebesar Rp 94 triliun yang terdiri atas pinjaman luar negeri senilai Rp 64 triliun (68%) dan surat berharga negara Rp 30 triliun (32%).

Menurut Rahmat, hasil dari penerbitan samurai bond akan ditempatkan dalam rekening khusus berdenominasi yen yang akan digunakan untuk membayar utang jatuh tempo mata uang yen.

Walaupun sampai saat ini realisasi defisit baru sekitar 0,2% atau Rp 2,3 triliun sampai semester I 2008. Namun dari sisi pembiayaan pemerintah masih tetap mengacu pemenuhan target tahun ini sebesar Rp 142 triliun. "Dengan catatan yang tadinya Rp 99 triliun tanpa DDO," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×