kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penduduk miskin 2013 mencapai 96 juta jiwa


Kamis, 17 Januari 2013 / 20:42 WIB
Penduduk miskin 2013 mencapai 96 juta jiwa
ILUSTRASI. Ada hal-hal tertentu yang harus Anda siapkan sebelum merenovasi rumah. /pho KONTAN/Carolus Agus aluyo/15/09/2021.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat yang membidangi masalah kesehatan dan kesejahteraan rakyat, Poempida Hidayatulloh mengatakan, data terbaru dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang berada di bawah koordinasi Wakil Presiden telah menghitung peningkatan angka jumlah orang miskin di Indonesia pada tahun 2012 hingga 2013 yang mencapai angka 96 juta jiwa.

Angka ini mengalami peningkatan yang signifikan dari data tahun sebelumnya yang hanya mencapai 76,4 juta jiwa. Dengan meningkatnya angka jumlah orang miskin di Indonesia tersebut, maka Komisi IX DPR RI telah sepakat untuk menambah jumlah angka anggaran Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk total 96 juta jiwa.

Dengan begitu, nantinya masyarakat yang tidak mampu bisa mendapatkan jaminan kesehatan secara gratis di rumah sakit pemerintah. "Kemarin kami sudah analisa dan sudah disepakati dalam pembahasan jumlah orang miskin yang akan dicover oleh pemerintah tahun 2013 itu 96 juta jiwa," kata Poempida di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (17/1).

Politikus Partai Golkar ini menjelaskan, sejak tahun 2008 lalu jumlah orang miskin semakin bertambah. Namun menurut Poempida, data ini tidak dibeberkan kepada masyarakat lantaran merupakan suatu perbuatan ingkar janji atau wanprestasi yang dilakukan oleh pemerintahan saat ini yang mengklaim dapat mengurangi angka jumlah penduduk miskin.

Dalam hal ini Poempida menilai pemerintah kurang transparan dalam masalah pengakuan terhadap penambahan jumlah orang miskin tersebut. Pasalnya, hingga tahun 2012 lalu data yang ditunjukkan oleh Kemenkes hanya ada 76,4 juta jiwa orang miskin yang berhak mendapatkan Jamkesmas tetapi seharusnya sudah mencapai 96 juta jiwa berdasarkan data TNP2K.

"Jumlah orang miskin tahun 2012 lalu mencapai 76 juta orang. Masa dari tahun 2008 sampai tahun 2012 angkanya sama tidak berubah 76,4 juta jiwa. Ini kan aneh. Pemerintah menutup-nutupi kelemahan-kelemahannya dan hanya ingin menunjukkan yang baik-baik saja," tukas Poempida.

Selain itu juga menurut Poempida, tidak ada keberanian dari Kemenkes untuk meminta tambahan anggaran, guna membiayai fasilitas kesehatan masyarakat miskin. "Setelah pemilu 2009 dan melihat permasalahan lebih dalam, ternyata kuncinya adalah jumlah masyarakat miskin yang tidak bertambah. Padahal jika ada pertambahan jumlah penduduk miskin, kami juga akan meminta penambahan untuk fasilitas kesehatan masyarakat miskin. Dan saya yakin, anggaran ini masih kurang sebetulnya," ungkap Poempida.

JAKARTA. Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat yang membidangi masalah kesehatan dan kesejahteraan rakyat, Poempida Hidayatulloh mengatakan, data terbaru dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang berada di bawah koordinasi Wakil Presiden telah menghitung peningkatan angka jumlah orang miskin di Indonesia pada tahun 2012 hingga 2013 yang mencapai angka 96 juta jiwa.

Angka ini mengalami peningkatan yang signifikan dari data tahun sebelumnya yang hanya mencapai 76,4 juta jiwa. Dengan meningkatnya angka jumlah orang miskin di Indonesia tersebut, maka Komisi IX DPR RI telah sepakat untuk menambah jumlah angka anggaran Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk total 96 juta jiwa.

Dengan begitu, nantinya masyarakat yang tidak mampu bisa mendapatkan jaminan kesehatan secara gratis di rumah sakit pemerintah. "Kemarin kami sudah analisa dan sudah disepakati dalam pembahasan jumlah orang miskin yang akan dicover oleh pemerintah tahun 2013 itu 96 juta jiwa," kata Poempida di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (17/1).

Politikus Partai Golkar ini menjelaskan, sejak tahun 2008 lalu jumlah orang miskin semakin bertambah. Namun menurut Poempida, data ini tidak dibeberkan kepada masyarakat lantaran merupakan suatu perbuatan ingkar janji atau wanprestasi yang dilakukan oleh pemerintahan saat ini yang mengklaim dapat mengurangi angka jumlah penduduk miskin.

Dalam hal ini Poempida menilai pemerintah kurang transparan dalam masalah pengakuan terhadap penambahan jumlah orang miskin tersebut. Pasalnya, hingga tahun 2012 lalu data yang ditunjukkan oleh Kemenkes hanya ada 76,4 juta jiwa orang miskin yang berhak mendapatkan Jamkesmas tetapi seharusnya sudah mencapai 96 juta jiwa berdasarkan data TNP2K.

"Jumlah orang miskin tahun 2012 lalu mencapai 76 juta orang. Masa dari tahun 2008 sampai tahun 2012 angkanya sama tidak berubah 76,4 juta jiwa. Ini kan aneh. Pemerintah menutup-nutupi kelemahan-kelemahannya dan hanya ingin menunjukkan yang baik-baik saja," tukas Poempida.

Selain itu juga menurut Poempida, tidak ada keberanian dari Kemenkes untuk meminta tambahan anggaran, guna membiayai fasilitas kesehatan masyarakat miskin. "Setelah pemilu 2009 dan melihat permasalahan lebih dalam, ternyata kuncinya adalah jumlah masyarakat miskin yang tidak bertambah. Padahal jika ada pertambahan jumlah penduduk miskin, kami juga akan meminta penambahan untuk fasilitas kesehatan masyarakat miskin. Dan saya yakin, anggaran ini masih kurang sebetulnya," ungkap Poempida.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×