Reporter: Grace Olivia | Editor: Anna Suci Perwitasari
Selain bantuan biaya pelatihan, peserta juga akan menerima insentif dalam bentuk uang non-tunai sebesar Rp 500.000. Ini merupakan insentif untuk meringankan beban transportasi dan evaluasi program Kartu Prakerja setelah selesai mengikuti pelatihan sampai tuntas. Pemerintah menggandeng BNI, Link Aja, dan OVO sebagai platform pembayaran Kartu Prakerja.
Terdapat dua jenis pelatihan yang akan diberikan, yaitu daring (online) maupun tatap muka (offline). Juga ada pilihan program pelatihan 3-in-1 (three in one) yaitu pelatihan, sertifikasi, dan penempatan yang tepat untuk pencari kerja.
Untuk tahap awal, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pelatihan tatap muka baru akan berlaku di empat daerah yaitu Kepulauan Riau, Bali, Sulawesi Selatan, dan Surabaya. Sementara pelatihan online sudah bisa berlaku secara nasional.
“Pelatihan secara offline ini juga masih kami batasi yaitu hanya 20 orang per kelasnya karena saat ini kami di tengah kondisi wabah Covid-19 sehingga dibatasi dulu,” tutur Airlangga, Jumat (20/3).
Baca Juga: Kemenko Perekonomian gandeng 11 platform digital laksanakan Kartu Prakerja
Untuk setiap jenis program pelatihan, pemerintah bersama platform digital menyeleksi lembaga pelatihan yang berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Para penyedia pelatihan dalam program Kartu Prakerja termasuk lembaga pelatihan swasta, lembaga pelatihan pemerintah, training center industri, universitas dan institusi pendidikan vokasi.
Asal tahu saja, program Kartu Prakerja adalah salah satu janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kampanye periode keduanya dalam rangka mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
Saat ini terdapat sekitar 7 juta penduduk Indonesia yang menganggur, dengan sejumlah 3,7 juta yang berusia 18-24 tahun. Airlangga mengatakan, pengangguran muda ini sebanyak 64% tinggal di perkotaan dan sebanyak 78% berpendidikan SMA ke atas.
"Masalah terbesar yakni sekitar 90% dari mereka tidak pernah mengikuti pelatihan bersertifikasi,” tandas Airlangga.
Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp10 triliun untuk sekitar 2 (dua) juta penerima manfaat program Kartu Prakerja. Program ini diharapkan akan mendorong lembaga pelatihan dan dunia usaha untuk saling bekerja sama, sehingga lulusan lembaga pelatihan menjadi lebih mudah memperoleh pekerjaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News