Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang sudah dilakukan sejak 28 Desember 2014 ternyata telah menghabiskan sebanyak 2,2 juta liter solar.
Kepala Basarnas Bambang Soelistyo saat rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR di Gedung DPR, Jakarta menyebutkan selain solar, pihaknya juga menghabiskan 179.000 liter avtur dan 3.000 liter premium.
"Jumlah yang kami pakai itu terhitung sampai hari ini, " kata Bambang, Selasa (13/1).
Bambang mengatakan penggunaan BBM tersebut berasal dari anggaran internal Basarnas, serta bantuan dari SKK Migas dan beberapa perusahaan migas lainnya.
"Kami mendapatkan bantuan dari SKK migas, dan perusahaan di bawah binaan SKK migas. Total bahan bakar jumlahnya 3.500 kiloliter (KL), itu sudah diserahkan ke kami, saya tanda tangani," katanya.
Namun dalam rapat tersebut Bambang belum merinci keseluruhan anggaran yang digunakan selama pencarian korban AirAsia. Meski begitu ia berjanji bertanggung jawab dalam pelaksanaan operasi perncarian QZ8501. Mulai dari anggaran yang digunakan hingga alokasi pendanaan yang sudah digunakan.
"Bantuan itu nanti kami pertanggungjawabkan, saya akan transparan, baik penggunaan anggaran atau BBM. Akan kami sampaikan pada waktunya, saya berharap dengan cara itu upaya lebih akuntabilitas," ujarnya.
Bambang juga menyatakan pihaknya akan mengakhiri operasi pokok pencarian AirAsia di Selat Karimata dalam waktu tiga hingga empat hari ke depan.
Kendati pun operasi pokok dihentikan, Basarnas akan tetap melanjutkan dengan mengubah pola pencarian menjadi operasi harian, baik apakah akan dilaksanakan oleh Basarnas atau TNI.
"Dalam tiga hingga empat hari ini akan kami sampaikan keputusan kami atas pencarian AirAsia. Kami usulkan dua opsi, pertama operasi harian dibantu oleh kekuatan asing dan kedua dibantu TNI atau TNI yang melanjutkan," katanya.
Namun, dia berjanji akan terus memantau perkembangan pencarian karena penting bagi keluarga korban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News