Reporter: Irma Yani | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pemerintah menjanjikan akan menggenjot produktivitas lima komoditi strategis yang masuk dalam perencanaan di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk ketahanan pangan.
"Utamanya pada lima komoditi strategis pangan, dan itu masuk dalam perencanaan kita," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Armida Alisjahbana, saat ditemui di kantornya, Kamis (9/6).
Lima komoditi pangan strategis yang masuk dalam RPJMN 2010-2014 antara lain beras, kedelai, jagung, gula, dan daging sapi. Berdasarkan evaluasi prioritas pemerintah dalam ketahanan pangan tahun 2010, untuk produksi padi di targetkan tumbuh sebesar 66,68 juta ton. Namun, untuk realisasinya hanya mencapai 66,41 juta ton.
Sementara untuk produksi jagung, tahun 2010 ditargetkan mencapai 19,8 juta ton, namun realisasinya hanya sebesar 18,4 juta ton. Untuk produksi kedelai pada 2010 sasarannya sebesar 1,3 juta ton, namun realisasi hanya sebesar 0,98 juta ton.
Produksi gula tahun 2010,pemerintah menargetkan sebesar 2,9 juta ton, namun realisasi hanya sebesar 2,7 juta ton. Sedangkan produksi daging sapi targetnya sebesar 412.000 ton. namun realisasinya lebih besar yakni mencapai 435.000 ton.
"Tapi memang kita dari sisi produksi itu belum bisa memenuhi sendiri, agak jauh, maka itu yang jadi prioritas. Kita memang perlu tingkatan produksinya," katanya.
Armida mencontohkan, komoditi pangan untuk beras, diakui sudah berstatus swasembada. Namun, pemerintah berupaya meningkatkan produktivitas untuk mencapai status surplus sebesar 10 juta ton per tahun dalam kurun waktu 5-10 tahun mendatang. Sementara untuk komoditi lainnya, diharapkan bisa berstatus swasembada.
Langkah tindak lanjut yang diambil pemerintah untuk meningkatkan produksi padi, jagung, dan kedelai melalui perlindungan dan perluasan lahan sawah, melanjutkan kebijakan penyediaan input produksi dengan subsidi benih, pupuk, serta informasi kalender tanam untuk antisipasi perubahan iklim. Sedangkan untuk gula dilakukan melalui penambahan kebun rakyat skala besar dan produktivitas tebu melalui pergantian ratoon.
Sementara komoditi daging sapi memang sudah mencapai target tahun 2010, namun laju permintaan konsumsi lebih tinggi dibandingkan produksinya. Terlebih saat ini pemerintah Australia memutuskan untuk menghentikan ekspor sapi ke Indonesia, sehingga pemerintah perlu memanfaatkan sumber daya lokal dan penyelamatan betina produktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News