Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan perekonomian dalam negeri sama sekali tak mudah dalam tahun ini. Di tengah kasus wabah Covid-19 yang masih bertambah, pemerintah dihadapkan pada tantangan menopang kinerja perekonomian agar tak terjerembap.
Pasalnya, disrupsi pada aktivitas ekonomi akibat wabah Covid-19 dipastikan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih lambat.
Baca Juga: MDLN buka pemasaran tahap ketiga Modernland Cilejit
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya memproyeksi, ekonomi hanya akan tumbuh setidaknya di kisaran 4% berdasarkan skenario moderat.
Tambah lagi, nilai tukar rupiah makin tertekan. Di pasar spot sore ini, kurs mata uang Garuda berada di posisi Rp 16.575 per dollar AS.
Rupiah menjadi mata uang paling lemah di Asia saat ini dengan depresiasi mencapai 19,54% sejak awal tahun. Di pasar modal, indeks saham terus merosot hingga menembus level 3.900-an pada penutupan perdagangan hari ini.
Baca Juga: Ekspor industri manufaktur meningkat 10,93% di dua bulan pertama tahun ini
Begitu juga dengan jatuhnya harga minyak mentah dunia dari kisaran US$ 60 per barel ke kisaran US$ 22 per barel yang tentunya berpengaruh pada kinerja anggaran pemerintah dari sisi penerimaan pajak dan bukan pajak di sektor sumber daya alam.