Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mendorong peningkatan investasi di sektor industri petrokimia. Selain menumbuhkan sektor hulu, tujuannya juga guna mendongkrak kapasitas produksi sehingga dapat memenuhi kebutuhan di pasar domestik dan ekspor sekaligus sebagai substitusi impor.
Sekjen Asosiasi Industri Olefin Aromatik & Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan sudah ada beberapa investor tertarik masuk. Hanya saja semua menunggu hasil pemilihan pilpres dan juga regulasi pemerintah. "Salah satunya masalah pengolahan limbah termasuk limbah plastik," kata Fajar kepada Kontan.co.id, Jumat (17/5).
Menurutnya pemerintah perlu mengawal keberlangsungan investasi dari dua produsen yang akan membangun pabrik seperti PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. dan PT. Lotte Chemical Indonesia yang telah merealisasikan investasinya di Cilegon.
Sebab bila kedua perusahaan tersebut sudah bisa masuk akan bisa menarik minat investor asing lain untuk masuk. "Sebab dengan investasi yang bisa menumbuhkan industri kimia yang jadi mother of industry," katanya.
Selain itu pemerintah perlu memperhatikan impor produk jadi plastik. Pasalnya ada kenaikan impor pada tahun 2018 yang sebesar 800 ribu ton atau senilai US$ 2 miliar. Atau naik dari periode tahun 2017 sebesar 750.000 ton.
Untuk tahun ini Inaplas membidik kenaikan industri kimia naik 5,2% sampai 5,4%. Tahun lalu pertumbuhan dibidik angka 5,4% namun baru terealisasi 5,2%. "Triwulan I-2019 sudah naik 6%," katanya.
Fajar mengharapkan kondisi perang dagang bisa dimanfaatkan Indonesia untuk bisa ekspor ke Amerika Serikat. Serta pemerintah bisa proteksi barang impor dari
Tiongkok. "Karena ditakutkan Tiongkok mengirim produknya ke Malaysia dan Vietnam baru ke Indonesia," tambahnya.
Sebelumnya Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan, salah satu industri petrokimia skala besar siap berinvestasi di Kawasan Industri Java Integrated
Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.
“Kami mendapat konfirmasi dari beberapa industri, termasuk kawasan industri di Jawa Timur, akan ada investor besar masuk di sektor industri petrokimia,” ungkapnya.
Lebih lanjut, industri peterokimia tersebut saat ini sedang dalam tahap pembebasan lahan. Rencana beroperasinya pada tahun 2022. “Kalau sudah pembebasan lahan, artinya kan sudah serius. Biasanya konstruksi untuk pembangunan paling lama 2 tahun sampai 3 tahun,” imbuhnya.
Kemenperin mencatat, industri petrokimia turut memberikan kontribusi cukup signifikan bagi perekonomian nasional. Pada tahun 2018, investasi di sektor industri kimia dan farmasi mencapai Rp 39,31 triliun. Selain itu, kelompok industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia menorehkan nilai ekspor sebesar US$ 13,93 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News