kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.682   19,00   0,11%
  • IDX 8.650   -10,84   -0,13%
  • KOMPAS100 1.191   -1,19   -0,10%
  • LQ45 853   4,51   0,53%
  • ISSI 308   -5,08   -1,62%
  • IDX30 440   5,88   1,36%
  • IDXHIDIV20 509   7,43   1,48%
  • IDX80 133   -0,35   -0,26%
  • IDXV30 138   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   2,14   1,55%

Pemerintah tengah siapkan skema aturan cross border e-commerce


Rabu, 17 Juli 2019 / 21:10 WIB
Pemerintah tengah siapkan skema aturan cross border e-commerce


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah tengah menyiapkan skema aturan untuk mengontrol praktik perdagangan lintas batas atau cross border melalui sistem perdagangan elektronik (e-commerce). Langkah tersebut diambil agar barang-barang impor tidak membanjiri pasar dalam negeri lewat e-commerce.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menjelaskan, pihak pemerintah saat ini tengah mereview perkembangan dan tren impor melalui e-commerce. Ia mengatakan, jumlah impor lewat e-commerce memang porsinya masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan impor konvensional. Akan tetapi, ada tren kenaikan dari impor lewat e-commerce.

Baca Juga: Pemerintah masih terus menggodok beleid yang mengatur e-commerce

“Jumlahnya memang belum besar sekali, tapi perkembangannya cepat. Trennya naik cepat,” ungkapnya di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (17/7). 

Darmin mengatakan bahwa pihak pemerintah tengah menyiapkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) terkait cross border e-commerce. “Nah, kita sedang siapkan RPP walaupun tahapnya belum final. Kita mau finalkan itu,” katanya.

Baca Juga: Tumbuh pesat, prospek supermarket reksadana masih kinclong

Pemerintah ingin memastikan impor e-commerce yang terjadi memiliki filter dan mekanisme yang jelas. Menurut Darmin ada beragam pola transaksi impor lewat e-commerce.

Ada pelaku usaha yang memang mengimpor secara khusus barang-barang tertentu. Ada pula pelaku usaha yang sebenarnya mengambil barang dari market dalam negeri, tetapi barangnya adalah barang impor.

Baca Juga: Hartadinata Abadi (HRTA) akuisisi 90% saham Aurum Digital Internusa

Meski demikian, pemerintah menilai tren impor cukup dominan pada sektor e-commerce. “Kita mau mem-benchmark negara kita agar tidak terlalu longgar, tapi juga tidak berlebihan dibanding negara-negara lain,” kata Darmin.

Adapun negara-negara yang dijadikan benchmark oleh Indonesia adalah Malaysia, Thailand, Australia, dan negara-negara di sekitar Asia Tenggara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×