kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.921   9,00   0,06%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Pemerintah takut inflasi terkerek harga elpiji


Senin, 25 Februari 2013 / 15:41 WIB
Pemerintah takut inflasi terkerek harga elpiji
ILUSTRASI. inilah deretan saham yang perlu dibeli saat window dressing terjadi


Reporter: Herlina KD | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Pemerintah akan mengkaji usulan Pertamina untuk menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram. Cuma, pemerintah mengaku harus berhati-hati dalam memutuskan rencana kenaikan harga tersebut. Sebab, ini bisa berdampak pada inflasi. Rencananya, pekan ini Kementerian Koordinator Perekonomian akan menggelar rapat terkait usulan kenaikan harga gas elpiji 12 kg.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan Pertamina telah mengajukan rencana kenaikan harga gas elpiji 12 kg. Menurutnya, saat ini kantor Menko Perekonomian sedang mengkaji rencana ini. "Di satu sisi, sepertinya harus kita naikkan karena Pertamina sangat berat. Tapi di sisi lain kita juga harus melihat inflasinya terhadap masyarakat," ujarnya Senin (25/2).

Seperti diketahui, awal tahun ini pemerintah juga menaikkan tarif tenaga listrik (TTL) sebesar 15% secara bertahap. Jika ditambah dengan kenaikan harga elpiji 12 kg, Hatta khawatir inflasi bakal semakin terdongkrak.

Pemerintah juga khawatir disparitas harga elpiji 12 kg dengan elpiji 3 kg yang semakin besar akan berdampak pada migrasi konsumen ke gas elpiji 3 kg. Pasalnya, migrasi konsumen ke elpiji 3 kg bisa membuat subsidi energi bisa membengkak.

Namun, Menteri Keuangan Agus Martowardojo masih optimis pemerintah masih bisa mengendalikan inflasi tahun ini di kisaran target yang dipatok di APBN 2013 sebesar 4,9%. Bahkan, meskipun masih banyak tantangan dalam pengendalian inflasi, namun ia optimis pemerintah masih bisa mengendalikan  inflasi di kisaran 4%. 

Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengungkapkan sebenarnya dampak inflasi dari kenaikan harga elpiji 12 kg tidak terlalu besar. Menurutnya, konsumsi elpiji 12 kg sekitar 20%. Sementara itu, kontribusi penggunaan energi, termasuk gas untuk rumah tangga sekitar 2,8%. Sehingga, "Dampaknya hanya sekitar 0,1 - 0,2 percentage point ke inflasi," ungkapnya akhir pekan lalu.

Hanya saja, Destry mengingatkan pemerintah perlu mewaspadai adanya migrasi besar-besaran konsumen elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg. Menurutnya, meski tidak semuanya bakal bermigrasi, namun akan ada kelompok masyarakat tertentu yang bakal memanfaatkan peluang migrasi ini.

Seperti diketahui, pada pertengahan Maret nanti Pertamina berencana untuk menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp 1.500 per kg (25,6%) dari Rp 5.860 per kg menjadi Rp 7.360 per kg. Kenaikan harga ini bertujuan untuk lebih mendekatkan harga elpiji 12 kg ke harga keekonomiannya. Pasalnya, selama ini Pertamina mengaku harus menanggung rugi akibat penjualan elpiji 12 kg ini.

Dalam hitungan Pertamina, pada tahun 2012 lalu Pertamina harus menanggung kerugian sekitar Rp 4,7 triliun karena Pertamina harus menanggung selisih antara harga jual elpiji 12 kg dengan harga keekonomiannya yang sebesar Rp 12.500 per kg. Dengan harga jual Rp 5.860 per kg, artinya selisih dari harga keekonomian yang harus ditanggung Pertamina sekitar Rp 6.640 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×