Reporter: Hans Henricus B | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indonesia menyambut baik niat Amerika Serikat (AS) menjajaki peluang membantu keuangan Indonesia lewat fasilitas dana untuk cadangan devisa (bilateral swap arrangement) dan dana siaga (contingency fund).
Bahkan, jika tak ada aral melintang Indonesia ingin Negeri Paman Sam itu mengupayakan nilai bilateral swap arrangement di atas komitmen swap arrangement Jepang, Korea Selatan, dan China dalam Chiang Mai Initiative yang totalnya mencapai US$ 12 miliar.
"Kami tidak bicara angka, tapi dari sisi swap arrangement dalam Chiang Mai Initiative, Indonesia bisa mendapatkan US$ 12 miliar, dengan Amerika Serikat nanti kami lihat, pokoknya anything above di situ pasti sangat baik," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai mendampingi Presiden bertemu Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Jakarta Kamis (19/2).
Asal tahu saja, dalam Chiang Mai Initiative, Jepang, Korea Selatan dan China berkomitmen membantu pemulihan ekonomi ASEAN. Bentuk bantuan itu lewat bilateral swap arrangement. Khusus untuk Indonesia, Jepang berkomitmen sebesar US$ 6 miliar, sedangkan RRC dan Korea Selatan masing-masing sebesar US$ 4 miliar dan US$ 2 miliar.
Sri Mulyani mengatakan, krisis finansial global saat ini sangat mempengaruhi likuiditas dan stabilitas mata uang seluruh negara termasuk Indonesia. Oleh karena menurutnya penting bagi Indonesia mendapat dukungan AS untuk menopang cadangan devisa. "Amerika Serikat merupakan negara yang bisa menyalurkan dolar lebih banyak karena memang negara itu yang mencetak dolar," jelas Sri Mulyani
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News