kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemerintah punya hitungan untuk buyback SBN


Selasa, 16 Desember 2014 / 21:14 WIB
Pemerintah punya hitungan untuk buyback SBN
ILUSTRASI. Ketahui 5 Cara Menggunakan Toner dengan Benar, Sudah Tahu?


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Nilai tukar rupiah yang tertekan mengakibatkan arus dana keluar atau capital outflow di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Kalau capital outflow yang terjadi sangat kencang, pemerintah akan mengambil langkah buyback alias pembelian kembali oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dirjen Pengelolaan Utang Robert Pakpahan menambahkan, BI telah melakukan buyback. Langkah buyback yang dilakukan BI membuat pasar stabil. Pihaknya telah menghubungi bank-bank besar seperti JP Morgan dan Standard Chartered, dan mereka mengakui tidak ada yang melepas SBN.

Pemerintah sendiri, diakuinya mempunyai hitungan tertentu untuk melakukan buyback yang terdapat dalam Bond Stabilization Framework (BSF). Hitungannya tergantung perubahan kurs, perubahan kepemilikan asing, dan yield. Kemarin memang sempat masuk dalam level waspada namun ketika BI melakukan intervensi maka kondisi menjadi stabil.

Sayangnya, Robert tidak dapat menjelaskan lebih lanjut hitungan level waspada dan pada level berapa pemerintah harus melakukan buy back. Adapun, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan Senin kemarin (15/12), BI membeli banyak SBN yang mencapai Rp 1,5 triliun dalam satu hari.

"Hari ini dari pagi tadi kita sudah beli hampir Rp 200 miliar tetapi sudah tidak ada lagi," ujar Perry di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Selasa (16/12).

Dengan pembelian SBN oleh BI tersebut, diakui Perry, yield alias imbal hasil sudah turun menjadi 8,5% dari sebelumnya pernah menembus 8,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×