kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pemerintah pede bisa jaga inflasi tahun ini


Jumat, 20 April 2018 / 15:39 WIB
Pemerintah pede bisa jaga inflasi tahun ini
ILUSTRASI. Tekanan inflasi membebani pertumbuhan ekonomi


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih percaya diri dapat mengendalikan inflasi pada tahun ini. Hingga akhir tahun pemerintah masih menargetkan inflasi sebesar 3,5%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, selain volatile food ada administered price dan core inflation yang menjadi penyebab inflasi. Sementara core inflation bisa datang dari dalam negeri dan luar negeri karena faktor nilai tukar.

“Tapi sekarang ini nilai tukar sebenarnya tidak bergejolak, walapun waktu itu sempat naik sedikit mestinya itu sudah masuk dalam keyakinan inflasi sampai saat ini. Mudah-mudahan tidak ada (lonjakan dari) imported inflation,” papar Darmin saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Jumat (20/4).

Di sisi lain, pemerintah juga berupaya untuk menurunkan harga beras. Dimana saat ini secara rata-rata nasional harga beras jenis medium sebesar Rp 11.600, selisih Rp 2.150 dari harga Eceran Tertinggi (HET).

“Nanti kita rapat semiggu sebelum puasa, nanti ya langkah apa yang masih pelu di ambil,” ujar Darmin.

Menurut Darmin, hal yang dapat di lakukan tidak banyak seperti melakukan operasi pasar. Namun dalam hal operasi pasar pemerintah tidak akan melakukannya secara buru-buru.

“Nah mudah-mudahanan bisa nanti intensifkan di situ. Sekarang pun sudah dilakukan, tapi ya nanti kita bisa intensifkan,” tambah Darmin.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan, Risiko inflasi sepanjang tahun ini tetap ada, meskipun BI tidak menjadikan hal ini sebagai risiko yang perlu dikhawatirkan.

“Pertama memang ada kenaikan dari pada harga minyak dunia, yang di dalam asumsi kita sudah ada pada kisaran US$ 60 per barel dan itupun masih dinyatakan mengganggu pada pencapaian inflasi ke depan,” ujar Dody seusai Rapat Dewan gubernur Kamis (19/4) malam.

Di sisi lain, panen komoditi khususnya beras yang akan terjadi pada bulan Maret hingga di kuartal II-2018 diharapkan akan membantu menekan inflasi pangan yang terjadi sejak Januari-Februari lalu. Inflasi yang berasal dari nilai tukar pun relatif tetap terjaga, dan inflasi inti yang masih di bawah 3%.

“Indikator dari pencapaian keberhasilan moneter salah satunya dilihat dari kebijakan inti. Ekspektasi yang terus terjaga dan juga mencerminkan bagaimana pasar dan masyarakat melihat konsistensi kebijakan, baik kebijakan moneter maupun kebijakan bersama dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi,” tambah Dody.

Dengan itu, BI memprediksi akan adanya puncak inflasi, dimana salah satu penyebabnya dari inflasi hari raya keagamaan dan juga musim pasca panen. 
Meski begitu, semuanya sudah dikalkulasikan termasuk harga minyak yang naik hingga US$ 60 per barel hingga US$ 65 pper barel. “Rupiahnya juga kita hitung pada saat melemah dan dampaknya ke inflasi juga sudah kita kalkulasikan,” tutup Dody.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×