Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah merevisi target pertumbuhan ekonomi 2012. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP), pemerintah mengajukan target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5%. Sebelumnya, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7%.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pertumbuhan ekonomi melambat lantaran perekonomian global sedang menurun. Selain itu, dia mengatakan kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga memberikan dampak inflasi.
Pemerintah memperkirakan laju inflasi akan meningkat sekitar 6% sampai 7%. Angka ini lebih tinggi dari asumsi APBN 2012 sebesar 5,3%. "Inflasi hanya managable sekitar 6% sampai 7%, sekitar itu bergeraknya. Tapi yang penting harga bahan pangan jangan bergejok," tegasnya, Kamis (1/3).
Selain merevisi target pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga mengubah asumsi makro lainnya. Untuk harga minyak mentah, pemerintah mematok harga rata-rata minyak mentah Indonesia sebesar US$ 105 per barel.
Angka ini lebih tinggi dari asumsi dalam APBN 2012 sebesar US$90 per barel. "Kalau kita melihat per hari rata-rata sudah US$118 per barel," tegas Hatta.
Untuk target lifting minyak, pemerintah menurunkan targetnya. Lebih rendah dari 950.000 barel/perhari. Selain itu, pemerintah juga merevisi pos penerimaan dan pengeluaran negara.
Hatta menuturkan dengan penurunan target pertumbuhan sebesar 6,5%. Maka tidak menutup kemungkinan penerimaan negara dari pajak akan menurun. Meski demikian, dari sisi penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) akan meningkat dari sumber daya alam.
Hatta pun menegaskan pembahasan RAPBN-P 2012 bakal rampung sesuai waktunya. "April sudah ada APBN-P," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News