kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Pemerintah mengejar target operasional jalan tol


Kamis, 14 Februari 2019 / 19:23 WIB
Pemerintah mengejar target operasional jalan tol


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di sisa waktu pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, proyek infrastruktur khususnya jalan tol terus digeber. Dalam periode 2014-2019 pemerintah menargetkan pengoperasian jalan tol sepanjang 1.852 jalan tol. Jumlah tersebut merupakan revisi dari target awal yang hanya 1.060 km.

Namun per Februari 2019, realisasi pengoperasian jalan tol tercatat baru mencapai 782 km atau 42,22% dari target. Padahal, waktu pemerintah mengejar target pengoperasian tinggal beberapa bulan lagi.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, saat ini pihaknya masih terus mengejar target tersebut. Apalagi, beberapa Bandan Usaha Jalan Tol (BUJT) sudah cukup bekerja keras untuk memastikan aspek keselamatan.

"Beberapa BUJT harus melakukan review design karena situasi teknis lapangan yang tidak seperti diharapkan waktu perencanaan," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (14/2).

Tapi ia mengatakan, di tahun ini akan ada empat jalan tol yang siap diresmikan dan ada 20 ruas yang diselesaikan hingga akhir tahun ini. Adapun total panjang jalan tol tersebut sebesar 894,8 km.

"Kalau BUJT bisa kita dorong terus mungkin akan bisa lebih panjang lagi," tambah Danang. Maka itu, ia optimistis target 1.852 km itu akan tercapai.

"Progres ini bergerak terus," katanya. Selain dari aspek teknis, BPJT menilai masalah krusial yakni pembebasan lahan yang merupakan penghambat pekerjaan fisik di lapangan.

Seperti halnya, di ruas Ciawi-Sukabumi seksi II yang sebetulnya progres sudah lebih dari 60%. Tapi sayangnya, untuk seksi III dan IV tanahnya belum tersedia. Padahal, jika sudah konstruksi pengerjaan bisa cepat selesai.

Sehingga, masalah pembebasan lahan ini sulit untuk diatasi karena harus menunggu beberapa waktu. Sementara, kalau masalah teknis masih bisa diatasi dengan cepat.

Adapun proyek-proyek yang bisa dikejar tahun ini seperti, Samarinsa-Balikpapan, Manado-Bitung, Pandaan-Malang, Japek elevated, JORR II Kuciran-Serpong,

Sementara yang sudah siap dan menunggu diresmikan diantaranya, ruas Medan-Tebingtinggi seksi VII,  Bakauheni-Terbanggi, Pasuruan-Probolinggi, dan Depok-Antasari.

Direktur Bina Penyelenggaraan Jasa Kontruksi, Ditjen Bina Kontruksi Kementerian PUPR Putut Maharyudi mengatakan, saat ini pihaknya juga masih terus mengejar target 1.852 km tersebut.

"Tentu progresnya ideal dan perlu effort, evaluasi juga terus dilakukan, diharapkan tercapai di akhir 2019 bisa terwujud," tuturnya.

Ia juga menilai pembangunan infrastruktur yang masif yang dilakukan pemerintah saat ini sangat berdampak positif karena bisa menopang pertumbuhan ekonomi. "Apa yang dilakukan pemerintah sudah benar memprioritaskan Infrastruktur," tutur Putut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×