kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah kesulitan tangani penyelundupan BBM


Jumat, 06 Juni 2014 / 18:38 WIB
Pemerintah kesulitan tangani penyelundupan BBM
Drama Korea The Glory yang dibintangi Song Hye Kyo menguasai daftar top 10 global Netflix pada awal bulan Januari tahun 2023.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Lamgiat Siringoringo

JAKARTA. Upaya memerangi aksi penyelundupan bahan bakar minyak (BBM) di perbatasan sepertinya tak akan pernah berakhir. Dari waktu ke waktu, jumlahnya terus bertambah. Salah satu penyebabnya adalah adanya disparitas harga antara BBM yang dijual di luar negeri dengan yang di Indonesia.


Makanya, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan salah satu cara untuk mengatasi penyelundupan BBM adalah mengurangi disparitas harga BBM antara yang dijual di luar negeri dengan yang di Indonesia. "Penyelundupan selalu ada selama disparitas harga ada, maka harus dikurangi," katanya.


Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bea Cukai melakukan penindakan terhadap pelaku penyelundupan BBM yang dilakukan oleh MT. Jelita bangsa, dan MT. Ocean Maju, pada tanggal 3 Juni 2014 lalu. Kapal tersebut memuat crude oil dari PT Chevron Dumai, dengan tujuan antar pulau (balongan).


Namun dalam perjalanan kapal tersebut berbelok keluar dan menjualnya secara ilegal. Dari kegiatan penyelundupan ini, diperkirakan ada potensi kerugian senilai Rp 450 miliar. Dari aksi penyelundupan ini telah ditetapkan tersangka empat orang


Selama ini, kegiatan penyelundupan juga memang sulit untuk dikurango. Apalagi Direktur Jenderal (Dirjen) Bea Cukai  Agung Kuswandono mengakui menemui banyak kendala dalam memberantasan penyelundupan minyak. "Di lapangan sangat sulit sekali membedakan kapal mana yang menyelundupkan dan yang bukan," ujar Agung.


Sehingga untuk mengatasinya terpaksa dengan melakukan pengintaian berhari-hari, terhadap sebuah kapal yang dicurigai mengangkut BBM. Namun, pelaku penyelundupan selalu siap dengan berdalih dan trik agar bebas dari sergapan petugas. Salah satunya dengan alasan terbawa arus.


Tak sedikit informasi penyergapan yang bocor.  Sehingga ketika akan disergap kapal yang akan menyelundupkan BBM langsung mematikan mesinnya dan mengarahkan muka kapal ke arah wilayah perairan Indonesia. Nah, ketika petugas datang mereka beralasan terbawa arus.


Sebetulnya, kalau pemerintah mau mengurangi aksi penyelundupan BBM ini, perlu ditambah petugas di perbatasan. Namun ini tak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Sebab, penambahan personil bea cukai memerlukan proses dan tahapan hingga mencapai jumlah ideal.


Kendala lainnya yang dihadapi adalah minimnya hukuman yang dijatuhkan bagi pelaku. Selama ini, perusahaan yang kedapatan menjual BBM ilegal tak pernah dikenai pertanggungjawaban. Biasanya hanya mentok di nahkoda kapal yang melakukan penyelundupan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×