Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah bakal mengembangkan industri teknologi di Tanah Air, salah satunya dalam pengembangan produk mikrocip. Namun, sumber daya manusia (SDM) Indonesia dinilai cukup berat dalam pengelolaannya.
Presiden Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Saepul Tavip mengatakan, kondisi pasar Indonesia masih sangat besar apalagi untuk industri di bidang teknologi informasi, elektronik, otomotif, transportasi dan lain-lain.
“Di era digital ini industri mikrocip jelas sangat menunjang pengembangan industri dalam negeri,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (24/6).
Meski demikian, Saepul mengungkapkan, permasalahannya adalah industri ini tidak akan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Sebab, industri mikrocip merupakan sektor yang padat modal dan mengusung teknologi tinggi (high technology).
Apalagi lapangan kerja yang disediakan untuk bisa masuk ke industri ini, nantinya hanya menyasar ke kalangan sarjana saja yang notabene jumlahnya masih sangat terbatas. Dia menyebutkan, jumlah sarjana di Indonesia masih sangat rendah atau sekitar 0,45%.
“Artinya, industri mikrocip sebagai industri penunjang tidak akan mampu menjawab pasar kerja di tanah air. Pengangguran akan tetap tinggi,” tandasnya.
Baca Juga: Menlu AS Blinken: Larangan Penjualan Chip Tak Bermaksud Hambat Pertumbuhan China
Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda mengatakan, pengembangan industri mikrocip di Indonesia cukup berat meski sangat dibutuhkan.
“Saya melihatnya dari sisi kualitas SDM yang masih kurang kemudian kesiapan teknologi yang masih jauh dari kata siap,” katanya kepada KONTAN.
Huda menuturkan, sebaiknya pemerintah mengembangkan industri penunjang mikrocip lebih dulu ketimbang langsung membuat industri mikrocip secara besar-besaran.
“Jangan langsung meloncat ke industri mikrocip apabila kita tidak bangun industri pendukungnya juga,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Huda, pemerintah juga perlu mempersiapkan SDM lebih dulu, jangan sampai nantinya serapan tenaga kerjanya rendah ditambah menyerap tenaga kerja dari luar negeri.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah sedang mempersiapkan pengembangan beberapa sektor industri yang menginisiasi padat modal dan padat karya.
Airlangga menjelaskan, rencana ini telah tertuang di dalam peta jalan (roadmap) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di mana mencakup industri tekstil, industri elektronik hingga sektor manufaktur lainnya.
“Bicara digitalisasi itu ada yang pembuatan chip elektronik dan lain-lain. Itu juga bisa menjadi padat karya, tetapi padat karya yang padat knowledge. Yang mikro elektronik, mikrocip itu hanya merekrut sarjana,” ujarnya pekan lalu.
Airlangga mengungkapkan, pihaknya telah mempersiapkan beberapa perguruan tinggi baik di dalam maupun luar negeri demi memperkenalkan lebih jauh tentang industri semikonduktor di Indonesia.
“Kita sudah berbicara dengan chips academy di Jerman dan beberapa lagi, di mana mereka nanti akan mempersiapkan semacam double program, dua tahun di Indo, dua tahun di sana. Ini semua masih kita persiapkan,” kata Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News