kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah Ingin Belanja Wajib Dikaji Ulang.


Senin, 09 Agustus 2010 / 10:58 WIB
Pemerintah Ingin Belanja Wajib Dikaji Ulang.


Reporter: Martina Prianti | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pemerintah menilai alokasi belanja wajib yang diamanatkan undang-Undang semakin besar. Karena itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo akan mengajak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meninjau kembali undang-undang itu.

Seperti diketahui sejumlah undang-undang mematok porsi anggaran bagi bidang tertentu contohnya seperti pendidikan. Undang-undang menetapkan anggaran pendidikan sebesar 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Selain itu ada, dana perimbangan sekitar 27% hingga 30% terhadap belanja negara. Kemudian, dana otonomi khusus 2% dari dana alokasi umum, anggaran kesehatan sebesar 5% dari APBN/APBD dan kebijakan anggaran alat utama sistem senjata Kementerian Pertahanan 1,5% dari produk domestik bruto.

Agus menilai kewajiban alokasi anggaran ini akan menghabiskan dana pemerintah. Karena itu dia ingin parlemen meninjau kembali undang-undang itu agar mendapatkan postur belanja negara yang lebih efisien, tepat sasaran dan berkesinambungan. "Kami mengajak semua me-review kembali atas apa yang sudah disetujui dan kedepan dihindari penetapan undang-undang seperti itu,” ucap Agus akhir pekan lalu.

Dia memandang, upaya pemerintah melihat kembali penetapan alokasi belanja tidaklah telat. Alasannya, upaya perbaikan selalu berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×