Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mendorong hasil riset teknologi baik dari individu maupun dari instansi untuk dikomersialisasi dan diproduksi massal. Hal ini demi mendukung perkembangan industri dalam negeri.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir, Sabtu (20/8) kemarin, melakukan ujicoba kapal pelat darat yang merupakan hasil inovasi PT Juragan Kapal Indonesia dan Universitas Indonesia (UI). "Muda-mudahan secepatnya bisa diproduksi masal," ujar Nasir dalam rilis yang diterima KONTAN Sabtu (20/8).
Dia mengaku akan membantu mensosialisasikan hasil inovasi ini kepada seluruh masyarakat Indonesia terutama sosialiasi kepada Kementerian Kelautan dan Kementerian Perindustrian agar bisa mendukung terkait produksi dan sertifikasi.
Nasir mengatakan kementeriannya sejak 2013 telah membuat sistem intensif Inkubasi Bisnis Teknologi (IBT). Menurutnya, sistem ini untuk mendukung komersialisasi penelitian dan pengembangan di Indonesia dengan skema pendanaan untuk perusahaan pemula berbasis teknologi (PPBT).
"Program ini diselenggarakan sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing perusahaan pemula, sehingga mampu bertahan dan berkembang di pasar domestik ataupun global," paparnya.
Dia juga menjelaskan Juragan Kapal adalah salah satu perusahaan pemula berbasis teknologi yang bergerak dibidang desain dan produksi kapal baja dengan inovasi teknologi dimana salah satu karyanya adalah Kapal Pelat Darat. "Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia, potensi seperti ini harus didukung dan dikembangkan," ungkapnya.
Selain itu, pembuatan kapal ini juga untuk untuk memberikan solusi alternatif dalam pembuatan kapal agar tidak ketergantungan pada kayu sebagai material pembuatan kapal. Apalagi kayu saat ini kondisinya semakin sulit didapatkan seiring dengan adanya pembatasan oleh pemerintah. "Kapal Pelat Datar merupakan teknologi kapal inovatif yang menggunakan baja," ungkapnya.
Sementara, pendiri Juragan Kapal Adi Lingson mengatakan, Kapal Pelat Datar konstruksi badan kapalnya dibangun dengan pelat-pelat baja datar yang tidak melewati proses pelengkungan pelat (bending process) yang umumnya ada pada konstruksi kapal baja.
"Teknologi ini menyederhanakan konstruksi sehingga menghasilkan produk kapal yang 30% lebih cepat proses produksinya, dan 25% lebih murah biaya produksinya dibanding kapal baja pada umumnya," jelasnya.
Kemudian terobosan lain melalui teknologi ini adalah kapal baja menjadi terjangkau untuk diproduksi pada ukuran-ukuran yang kecil, yang sebelumnya tidak pernah dilakukan karena secara nilai ekonomis tidak affordable.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News