Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mendorong iklim inovasi dan riset di Indonesia. Hal tersebut selaras dengan tujuan guna mencapai dan mendukung visi Indonesia 2045.
"Untuk mendorong menjadi negara maju kuncinya bagaimana kita mendorong Indonesia yang berdaya saing dan berdaulat berbasis iptek atau lebih tepatnya dikaitkan dengan inovasi. Ekonomi kita harus menjadi ekonomi yang berbasis inovasi dan inovasinya otomatis dilahirkan dari budaya iptek yang kuat," jelas Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro dalam Webinar Ikatan Alumni UIUC - Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Inovasi pada Selasa (30/6).
Ada beberapa Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024. Diantaranya bidang teknologi informasi dan komunikasi, transportasi, kesehatan dan obat, energi baru terbarukan, pangan dan pertanian, pertahanan keamanan, material maju, kemaritiman, kebencanaan, sosial humaniora seni budaya dan pendidikan sosial.
Baca Juga: Menristek sebut Indonesia perlu vaksin virus corona (Covid-19) khusus
Mengenai transportasi, Bambang mencontohkan, dirinya pernah berbincang dengan mantan Presiden Indonesia ke tiga B.J. Habibie mengenai pentingnya mengembangkan transportasi udara yang dinilai tepat bagi negara kepulauan seperti Indonesia.
Makanya, Bambang mengungkapkan pemerintah menjadikan transportasi udara, dalam hal ini pembuatan pesawat terutama turboprop skala menengah menjadi prioritas riset dan inovasi Indonesia.
Selain transportasi, Bambang juga menyebut, pengembangan inovasi dan riset di sektor kesehatan dan obat juga jadi poin penting. Ia ingin ke depan Indonesia tidak bergantung pada obat dari luar negeri.
Bambang ingin potensi obat-obatan herbal di Indonesia dapat didorong lagi pengembangannya. Misalnya saja obat diabetes, darah tinggi bahkan ginjal, Bambang ingin dikembangkan juga secara herbal.
Begitupun dengan sektor pertahanan dan keamanan. Indonesia diharapkan tidak hanya bergantung dengan membeli alutsista dari negara lainnya. Kini juga disampaikan sedang ada riset akan pengembangan drone sebagai pertahanan ke depannya.
Dari berbagai prioritas riset tersebut, Bambang mengatakan, poin yang tak boleh terlupakan ialah riset dalam sektor kebencanaan. Sebab Indonesia sendiri termasuk wilayah rawan bencana alam, baik vulkanologi dan lainnya. Maka mitigasi bencana baik alam dan non alam disebut jadi prioritas riset nasional.
Guna mencapai tujuan prioritas riset tersebut maka digunakan kerjasama triple helix melibatkan tiga sektor yaitu pemerintah, industri atau swasta dan perguruan tinggi/lembaga penelitian.
"kenapa triple helix ini penting karena pertama ini sudah terbukti ini membuat Swedia jadi negara paling inovatif di dunia. Kedua harus diakui yang menjadi masalah dalam komersialisasi hasil penelitian termasuk kekayaan intelektual adalah masih lemahnya komunikasi antara dunia industri swasta dengan perguruan tinggi," jelas Bambang.
Baca Juga: Menristek targetkan ventilator buatan dalam negeri siap diproduksi minggu depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News