kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah dorong adanya 500.000 eksportir baru di Indonesia


Selasa, 20 April 2021 / 11:12 WIB
Pemerintah dorong adanya 500.000 eksportir baru di Indonesia
ILUSTRASI. Kunjungan MenkopUKM ke PT RMA.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong adanya pencetakan 500.000 eksportir baru di Indonesia yang berdaya saing global. Teten menegaskan UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.

Terlihat dari data BPS menunjukkan 64 juta UMKM berkontribusi 60% dari total PDB Indonesia, serta menyerap 97% tenaga kerja. Namun, kontribusi UMKM terhadap ekspor masih rendah sebesar 14,37%, masih tertinggal dengan negara-negara APEC yang bahkan dapat mencapai 35%.

Tercatat nilai ekspor Indonesia tahun 2020 sebesar US$ 163,31 miliar, mengalami penurunan sebesar 2,61% (yoy) dibandingkan tahun 2019.

Meski menurun, Teten tetap optimistis melihat neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 21,74 miliar, dengan sektor yang tumbuh yaitu pertanian dan industri pengolahan sebagaimana Data BPS, Februari 2021 dan Statistik Kemendagri, 2021.

Baca Juga: Tertinggal dari negara APEC, kontribusi ekspor UKM Indonesia cuma 14,37%

“Saya berharap melalui Serial Konferensi 500K Eksportir Baru dengan tema ‘Memacu Ekspor UKM’ ini dapat efektif merajut ekosistem pengembangan ekspor UKM Indonesia, dapat menghasilkan Road Map Pengembangan 500.000 Eksportir Baru yang sukses dan inovatif,” kata Teten dalam siaran pers pada Selasa (20/4).

Lebih lanjut, Kementerian Koperasi dan UKM mencatat sebanyak 86% pelaku ekspor adalah usaha besar. Fakta juga menyebutkan bahwa UKM sulit menembus pasar ekspor, karena berbagai kendala di antaranya minimnya pengetahuan tentang pasar luar negeri, kualitas produk, kapasitas produksi, biaya sertifikasi yang tidak murah, hingga kendala logistik.

“Tantangan UMKM saat pandemi ini adalah kenaikan tarif pengiriman barang hingga 30%-40%, berkurangnya volume ekspor impor sehingga terdapat pengurangan jadwal kapal dan penerbangan internasional,” kata Teten.

Maka untuk mengatasi kendala biaya logistik tersebut, pihaknya telah bekerja sama dengan PT Garuda Indonesia. “Kami juga mendukung UMKM untuk melaksanakan ekspor tidak hanya melalui kontainer secara mandiri atau berkelompok tetapi juga penjualan langsung melalui marketplace seperti Amazon, Lazada, Shopee, dan lain-lain,” ujar Teten.

Baca Juga: Kemendag keluarkan izin ekspor dalam waktu delapan jam

Adapun dalam memberikan pendampingan kepada UKM potensial ekspor, pihaknya bersama Sekolah Ekspor menyusun kurikulum dan modul pelatihan UKM Ekspor dan memberikan seri pelatihan bagi aparatur pembina dan pelaku UKM ekspor.

“Selain itu dukungan pelatihan dan sertifikasi pendamping UKM Ekspor dilaksanakan bekerjasama dengan Asosiasi Profesi Ekspor Impor Indonesia (Indo-Eximpro) dan Asosiasi Eksportir dan Produsen Hendicraf Indonesia (ASEPHI),” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×