Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Para pengusaha berharap agar pemerintah bisa menjaga stabilitas harga bahan pokok agar daya beli masyarakat tetap meningkat pada momen Natal dan Tahun Baru (nataru) nanti.
Ketua Komite Tetap Kebijakan Publik Kadin Indonesia Chandra Wahjudi berharap, seperti tahun-tahun sebelumnya momentum Nataru tingkat konsumsi masyarakat meningkat dan pada muaranya akan mendongkrak perekonomian domestik.
Hanya saja, berdasarkan data yang baru dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat penurunan impor bahan baku dalam beberapa bulan terakhir. Impor bahan baku/penolong mencapai US$ 13,44 miliar pada Oktober 2023 atau turun 6,08% (year-on-year/yoy).
Nilai impor turun untuk seluruh jenis barang impor menurut penggunaan, baik bahan baku/penolong, barang modal, maupun barang konsumsi. Hal ini dikarenakan adanya penurunan permintaan baik dari pasar domestik maupun ekspor karena kondisi ekonomi global yang sedang melemah.
Begitu juga menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) berdampak juga pada menurunnya daya beli atas barang impor.
Baca Juga: Pengeluaran Riil Per Kapita RI Naik, Tanda Daya Beli Masyarakat Meningkat
Maka itu, Chanda mengharapkan pemerintah memberikan stimulus agar daya beli masyarakat bisa terjaga, disamping adanya simplifikasi izin atau prosedur impor dan ekspor untuk mendukung produktivitas industri dalam negeri.
“Stimulasi konsumsi dalam bentuk pemberian insentif fiskal untuk konsumsi tertentu juga bisa diberikan,” tutur Chandra kepada Kontan.co.id, Kamis (16/11).
Selain itu, Chandra menyarankan agar pemerintah juga memberikan subsidi terutama untuk kebutuhan pokok yang akhir-akhir ini mulai naik harganya. Dengan stimulus tersebut diharapkan masyarakat mempunyai kemampuan lebih untuk membelanjakan uangnya.
Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Sarman Simanjorang juga sepakat agar pemerintah mampu menjaga harga-harga bahan pokok pangan agar daya beli masyarakat tetap tinggi.
Biasanya, kata Sarman, selama Nataru sektor-sektor pariwisata akan mendapat keberkahan dan omset yang lumayan. Selain itu jasa travel, transportasi, destinasi wisata, restoran, dan hotel di daerah juga akan ramai dikunjungi.
Namun, dampak perputaran uang saat Nataru terhadap ekonomi akan lebih terasa jika masyarakat memilih untuk berlibur dalam negeri.
“Kita berharap masyarakat kalau berlibur menikmati wisata nusantara tidak perlu ke luar negeri. Supaya uang berputar di kalangan pengusaha Sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News