Reporter: Hans Henricus |
JAKARTA. Demi mengamankan cadangan pupuk tahun 2009 hingga 2010, pemerintah memutuskan membeli 500 ribu ton pupuk urea dari luar negeri.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan langkah impor itu sebagai upaya jangka pendek tahun 2009 dan 2010 untuk mengelola industri pupuk di tanah air. Sebab, permintaan pupuk mulai meningkat dan pertanian berkembang cukup signifikan.
"Pemerintah menyadari industri pupuk dalam negeri yang memiliki keterbatasan oleh faktor faktor seperti ketersediaan gas usia pabrik yg sudah tua sehingga efisiensi berkurang maka kita pastikan diuntuk cadangan pemerintah mengadakan pembelian pupuk urea dari luar negeri," ujar Presiden di Pabrik Pupuk Kujang di Cikampek, Selasa (10/2).
Apalagi, lanjut Presiden, untuk 2009 dan 2010 diperlukan 7 juta ton pupuk. Dengan adanya impor itu Pemerintah mengharapkan jangan sampai terjadi gap antara jumlah yang tepat dari pupuk ini, "sekali lagi ini menyangkut segi optimasi dan efisiensi," tukas Presiden.
Untuk impor itu Pemerintah menugaskan PT Pupuk Petrokimia Gresik dan PT Pupuk Kujang. Masing-masing mengimpor 250 ribu ton.
Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu mengatakan Pemerintah sedang menjajaki sejumlah negara seperti Ukraina, Republik Rakyat China, dan Timur Tengah.
"Prinsipnya kami mencari multisource, tidak mengandalkan dari satu negara dan tentunya kami cari yang cost effective," jelas Mari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News