kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemerintah bantah program BBG jalan di tempat


Rabu, 26 Juni 2013 / 19:39 WIB
Pemerintah bantah program BBG jalan di tempat
ILUSTRASI. Gojek Customer Lounge. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Problem ketergantungan kepada Bahan Bakar Minyak (BBM) menimbulkan pertanyaan: kemana program Bahan Bakar Gas (BBG) yang dulu dicanangkan pemerintah? Banyak pihak menilai pemerintah tak serius melaksanakan program konversi ke BBG.

Cuma, Direktur Jenderal Minyak dan Gas,  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Edy Hermantoro menepis anggapan program konversi BBM ke BBG berjalan ditempat. Buktinya, ia menjelaskan pemerintah sudah membangun 4 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), memastikan ketersediaan pasokan gas, dan membangun jalur pipa gas.

Edy mengatakan saat ini di Balikpapan dan Samarinda sedang dibangun 4 SPBG baru. Menurutnya, pembangunan SPBG secara bertahap ini juga disebabkan keterbatasan anggaran. "Terkait harga jual gas yang ideal dan bisa menarik investor, itu belum bisa kita tetapkan. Itu akan dikoordinasikan oleh Menko Perekonomian," katanya, Rabu (26/6).

Edy menolak anggapan program konversi BBM ke BBG berjalan lamnbat. Sebab ia menjelaskan bahwa Dirjen Migas hanya bertanggung jawab di wilayah penyediaan gas serta pembangunan SPBG. "Kalau masalah pembelian, itu wilayah rezim Kementerian yang lain seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan dan lain-lain. Makanya saya bilang tadi, itu akan dikoordinasikan dibawah Menteri Koordinator Perekonomian,"ujar Edy.

Edy mengatakan ada beberapa langkah prioritas yang akan dilakukan ke depan, agar program Konversi BBM ke BBG bisa berjalan mulus. Pertama, memastikan ketersediaan gas. Untuk itu, ia akan mewajibkan seluruh lapangan baru di daerah manapun dalam plane of developmentnya, harus menyediakan gas untuk transportasi, gas untuk rumah tangga, serta jaringan gas.

Kedua, pemerintah membangun jalur pipa melalui Pertamina, dengan anggaran APBN, untuk menarik pipa gas sepanjang 22,2 Km. Selain itu, Pertamina akan membangun Mobile Refuelling Unit (MRU) sebanyak 7 buah. "Selain itu PGN juga membangun MRU,"kata Edy.

Sebagaimana diketahui, Kementerian ESDM tengah berusaha memfokuskan program konversi BBM ke BBG. Bahkan beberapa waktu lalu, Menteri ESDM Jero Wacik mendorong Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) untuk turut membangun SPBG di berbagai daerah di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×