Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan pembiayaan utang dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 yang bersumber dari Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp 991,3 triliun atau.
Nilai tersebut turun 0,2% jika dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2021 sebesar Rp 992,9 triliun.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menjelaskan gambaran penerbitan SBN pada 2022 tersebut. Menurutnya, penerbitan SBN akan disesuaikan dengan kondisi market pada tahun 2022.
“Kita akan terus melihat kondisi market. Strategi kita pragmatis, fleksibel, namun tetap prudent. Selain itu, juga akan melihat seluruh peluang dari sisi timming maupun dari sisi market terhadap SBN,” kata Sri Mulyani konferensi pers Nota Keuangan dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 secara virtual, Senin (16/8).
Baca Juga: Tak hanya stimulus di sisi pasokan, dunia usaha juga butuh dorongan permintaan
Selain itu, Sri Mulyani bilang, penerbitan SBN nantinya akan sangat ditentukan ketepatan waktu dan mempertimbangkan kondisi yang tepat untuk menerbitkan SBN, sehingga risikonya bisa ditekan seminimal mungkin.
Lebih lanjut, pemerintah juga disinyalir akan terus mengoptimalkan sumber-sumber biaya yang sifatnya non utang seperti saldo kas dari Bantuan Langsung Tunai (BLU) yang dilakukan dengan sisa anggaran lebih Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SLPA) seperti yang dilakukan pada tahun 2021.
“Kita juga akan memanfaatkan support terutama dari sumber-sumber multilateral dan bilateral. Jadi dari campuran sumber ini yang akan mendanai pembiayaan kita tahun 2022 secara pruden fleksibel dan opportunity pragmatik” pungkasnya.
Selanjutnya: Rupiah diprediksi menguat pada Rabu (18/8), ditopang data neraca perdagangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News