Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menjadwalkan penerbitan surat berharga negara (SBN) terbaru yaitu obligasi diaspora atau diaspora bond pada semester kedua tahun ini.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Loto Srinaita Ginting mengatakan, diaspora bond akan terbit dalam dua jenis yaitu SBN Diaspora dan SBSN (Sukuk) Diaspora yang berdenominasi rupiah.
Baca Juga: Jokowi revitalisasi BNP2TKI menjadi BP2MI
“Diaspora bond akan ditujukan untuk investor ritel dengan basis diaspora Indonesia. Ada dua tipe diaspora yaitu yang masih WNI dan yang sudah WNA,” tutur Loto, Rabu (29/1).
Untuk diaspora yang telah menjadi WNA, ada beberapa kriteria yang dapat diperhitungkan sebagai investor diaspora bond yaitu WNA yang dulunya orang Indonesia, WNA yang orang tuanya pernah menjadi warga Indonesia, serta WNA yang orang tuanya masih menjadi warga Indonesia.
Adapun, Loto menjelaskan bahwa Kemenkeu telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menciptakan sistem penawaran diaspora bond nantinya.
Baca Juga: Jaring WNI di Luar Negeri, Kemkeu Tawarkan Diaspora Bond
“Untuk investor diaspora bond nanti akan diidentifikasi dengan Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN) yang telah diverifikasi oleh Kemenlu. Sementara dengan OJK kita koordinasi agar bagaimana diaspora yang tidak memiliki NIK dan paspor Indonesia tetap bisa menjadi investor SBN kita,” terang Loto.
Selain itu, Loto menyebut, telah ada sejumlah calon mitra distribusi (midis) yang akan segera mengikuti pilot project penjualan diaspora bond dalam waktu dekat ini. Setidaknya sudah tercatat sebanyak 14 midis, terdiri dari 8 bank, 3 perusahaan efek, dan 3 perusahaan tekfin.
Mengenai nilai minimal pembelian diaspora bond, Loto mengaku pemerintah belum memfinalisasinya. Namun secara struktur, instrumen diaspora bond akan mirip dengan Saving Bond Ritel (SBR) terutama pada bentuknya yang hanya dapat dipegang sampai jatuh tempo (untradable)
Baca Juga: Global bond perdana milik pemerintah tahun ini dirilis dalam dolar AS dan euro
“Untuk minimalnya (nilai penjualan) sebenarnya belum difinalkan tetapi kami melihat sepertinya sebesar Rp 1 juta juga cukup baik, sama seperti minimal pembelian SBN Ritel yang sudah ada,” tutur Loto.
Loto juga menyebut pemerintah belum akan memasang target penjualan diaspora bond yang akan diterbitkan nantinya. Sebab, pemerintah masih akan fokus memastikan sistem penjualan dapat berjalan lancar dan mampu memenuhi kebutuhan investor diaspora terlebih dahulu.
“Yang penting sistemnya bisa berjalan dulu sehingga kita belum akan pasang target berapa jumlah investornya atau nilai penjualannya,” tandas Loto.
Baca Juga: Pemerintah terbitkan global bond perdana di 2020 dalam dolar AS dan euro
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News