kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Eskpor Tinggi untuk Komoditas Mentah


Selasa, 24 Mei 2022 / 14:50 WIB
Pemerintah Akan Kenakan Pajak Eskpor Tinggi untuk Komoditas Mentah
ILUSTRASI. Indonesia akan mengenakan pajak ekspor yang lebih tinggi bila dipaksa untuk melakukan ekspor bahan baku atau komoditas mentah.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia akan mengenakan pajak ekspor yang lebih tinggi bila dipaksa untuk melakukan ekspor bahan baku atau komoditas mentah.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menegaskan, pengenaan pajak ekspor tersebut dilakukan untuk mendorong industri kendaraan listrik dan ekosistemnya di Indonesia. Hal ini dikarenakan sejumlah negara membuat regulasi bahwa pabrik sel baterai (battery cell) harus dibangun dekat dengan pabrik mobil listrik.

“Kami juga punya cara. Ketika bahan baku kami dipaksa untuk dikirim, kami akan mengenakan pajak ekspor yang lebih karena kami ingin harus ada kolaborasi yang baik,” ujar Bahlil dalam acara Indonesia Pavilion: Indonesia Economic Outlook 2022 and The G20 Presidency yang dikutip Kontan.co.id, Selasa (24/5).

Seperti yang diketahui, pemerintah tidak lagi mengizinkan eskpor bahan baku terutama pada komoditas mineral. Apabila tetap dilakukan eskpor maka bahan baku baku tersebut harus sudah dikelola 60%-70%.

Baca Juga: Bersiap Melarang Eskpor Bauksit dan Timah, Ini Penjelasan Menteri Investasi

Bahlil mencotohkan, perusahaan seperti VM dan BASF berencana untuk investasi baterai listik, namun akan membangun hingga tahap pengembangan prekursor saja. Selebihnya, kedua perusahaan tersebut akan mengekspor. Namun, karena prekursor merupakan hasil olahan nikel, maka pajak yang dikenakan akan lebih kecil jika dibandingkan apabila mengekspor bahan baku mentah.

“No problem, paling nanti dia akan dikenakan pajak ekspor yang jauh lebih kecil ketimbang dia harus ekpor bahan baku,” jelas Bahlil.

Ia menegaskan, Indonesia terbuka untuk semua negara yang ingin mengambil bagian membangun industri kendaraan listrik dan ekosistemnya di Indonesia. Bahkan Indonesia telah menyiapkan dua kawasan terbaiknya yaitu di Batang, Jawa Tengah dan Kalimantan Utara.

“Indonesia terbuka untuk semua negara. Indonesia tidak pernah memperlakukan khusus kepada satu negara karena regulasi terbuka pada semuanya. Jadi silahkan masuk,” tegas Bahlil.

Baca Juga: Bahlil Pastikan Tidak Akan Ekspor Energi Baru Terbarukan ke Negara Manapun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×