Reporter: Hans Henricus | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Pembengkakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi membuat pemerintah melakukan berbagai upaya untuk bisa membatasinya. Salah satu upaya yang akan digalakkan pemerintah adalah menggelar soft campaign untuk mengajak masyarakat yang mampu tidak mengonsumsi BBM bersubsidi.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Darwin Zahedy Saleh soft campaign itu memang tidak bersifat mengikat. Namun bisa “mengetuk hati” para konsumen yang memang tidak layak mengonsumsi BBM bersubsidi.
Darwin mencontohkan, nanti di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) akan dipasang spanduk yang bertuliskan misalnya, "Mobil bagus kok pakai premium". "Malu dong membeli BBM yang hak rakyat," ujar Darwin usai sidang kabinet di kantor Kepresidenan, Selasa (14/9).
Saat ini, kata Darwin, Direktorat Jenderal Migas (Ditjen Migas) tengah menggodok materi soft campaign itu. Ditjen Migas juga sedang merancang SPBU mana saja yang nantinya tidak menyediakan BBM bersubsidi. "Ditjen migas akan mendefinisikan dengan lebih tajam SPBU mana yang jual dan tidak jual premium, akan ada seperti itu," kata politikus Partai Demokrat itu.
Berkaitan dengan opsi pembatasan pemakaian BBM bersubsidi, menurut Darwin sebenarnya ia sudah mengantongi rumusannya. Cuma, saat ini pemerintah masih fokus pada upaya soft campaign supaya tidak ada komplikasi yang muncul jika nantinya pemerintah jadi menerapkan kebijakan pembatasan. "Pemerintah lebih memfokuskan pada soft campaign dengan melihat kondisi ekonomi kita khususnya yang belum lama ini baru saja melakukan peningkatan tarif listrik," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News