kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Pemerintah akan bahas insentif bagi angkutan umum


Selasa, 24 September 2013 / 13:59 WIB
Pemerintah akan bahas insentif bagi angkutan umum
ILUSTRASI. Layanan digital Bank Central Asia (BCA). Saham Perbankan Banyak Diobral Asing Saat IHSG Anjlok pada Kamis (12/5)


Reporter: Fahriyadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengatakan pihaknya akan merundingkan dengan Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan soal insentif bagi angkutan umum.

"Kami berencana akan memberikan subsidi bunga kredit bagi angkutan umum, tujuannya agar tarif angkutan umum tidak naik," ujar Hidayat, Selasa (24/9).

Menurutnya selain membahas soal insentif bunga bagi perusahaan angkutan yang melakukan pengadaan angkutan baru dalam rangka peremajaan kendaraan, Hidayat juga meminta kepada Kementerian Perhubungan agar dikeluarkan kriteria kendaraan lama yang masih layak jalan.

Menurut Hidayat, pekan depan pihaknya akan membahas dengan Menkeu soal insentif itu. Mengenai peluang apakah permintaan ini akan disetujui Menkeu atau tidak, ia menyatakan jika untuk kebaikan rakyat sepertinya permintaan ini akan disetujui.

Sebelumnya, Organisasi Angkutan Darat (Organda) menagih janji Pemerintah soal insentif bagi perusahaan angkutan umum.

Sekjen Organda, Andriansyah mengatakan sebelum harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dinaikkan, Pemerintah selalu menyebut bahwa pengurangan subsidi BBM itu akan dibarengi dengan pemberian insentif bagi perusahaan angkutan.

Namun, ia bilang hingga akhirnya harga BBM naik, insentif tak juga diberlakukan. Selain tertekan kenaikan harga BBM bersubsidi, pengusaha angkutan juga disebutnya menjerit akibat nilai tukar rupiah yang lemah terhadap dollar Amerika Serikat.

Hal ini mengakibatkan kenaikan harga suku cadang yang mayoritas diimpor dari luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×