Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan utang pada tahun 2019 ditargetkan mencapai Rp 359,3 triliun atau turun 7,2% dibandingkan perkiraan pembiayaan pada 2018 yang sebesar Rp 387,4 triliun.
Bila menilik lebih dalam ke dokumen nota keuangan RAPBN 2019, pembiayaan utang dalam APBN tahun 2019 dipenuhi dari penerbitan SBN dan penarikan pinjaman, dimana untuk penerbitan SBN masih menjadi sumber utama pembiayaan utang.
Pembiayaan utang yang turun ini sejalan dengan rasio defisit anggaran tahun depan yang dipatok terendah dalam lima tahun terakhir, yakni dari 2,25% terhadap PDB pada 2014 menjadi 1,84% terhadap PDB dalam RAPBN 2019.
“Paling penting itu total defisit kita, primary balance kita, komposisi utang dalam negeri dan luar negeri, dan juga antara para investor dalam dan luar negeri yang akan terus dioptimalkan,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jakarta, Senin (20/8).
Pembiayaan utang dalam postur APBN berperan dalam membiayai defisit anggaran, pembiayaan investasi terutama PMN kepada BUMN dan BLU, serta pemberian pinjaman kepada BUMN dan Pemda. Selain itu, utang pemerintah memiliki peran yang penting dalam pelaksanaan APBN dan pasar keuangan secara umum.
Meski mengurangi pembiayaan utang, pemerintah tidak menutup kemungkinan ada penambahan pinjaman luar negeri di dalam pembiayaan tersebut yang dalam bentuk pinjaman tunai. Hal ini dilakukan saat kondisi pasar dipenuhi ketidakpastian.
Sementara ini, dalam nota keuangan, pinjaman tunai tahun depan masih ditargetkan sebesar Rp 29 triliun atau turun dari outlook tahun ini yang sebesar Rp 33,2 triliun.
Rencananya, pembiayaan utang tahun depan sebagian besar dalam mata uang rupiah, berbunga tetap, dan dengan tenor menengah panjang (lebih dari tiga tahun).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News