Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kartu Prakerja tekah diikuti 16,4 juta orang di seluruh Indonesia dalam kurang dari tiga tahun pelaksanaan program tersebut. Kartu Prakerja memanfaatkan teknologi digital dan menjadi game changer, atau pembawa perubahan besar, dalam upaya meningkatkan pembelajaran bagi orang dewasa di luar pendidikan formal.
Direktur UNESCO Institute for Lifelong Learning, David Atchoarena mengungkapkan, pemanfaatan perkembangan digital dalam pelaksanaan Kartu Prakerja dengan menyediakan pelatihan adalah hal yang baik dan inovatif terutama terkait pembelajaran dan pendidikan orang dewasa (adult learning and education).
“Sekaligus membangun jembatan antara pendidikan formal dan informal. Teknologi menjadi ‘game changer’ terutama dalam memberikan tempat bagi platform digital untuk pengembangan keterampilan angkatan kerja (upskilling dan reskilling),” terangnya, dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/2).
Baca Juga: Ini Biaya Pelatihan yang Diperoleh Lewat Kartu Prakerja 2023, Simak Segera!
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Ketua Komite Cipta Kerja, sebagai lembaga pengarah kebijakan Program Kartu Prakerja. Ia menguraikan, sejak tahun 2020 hingga 2022, lebih dari 16,4 juta orang di Indonesia telah mengikuti program ini. 51% dari mereka adalah perempuan dan 3% adalah penyandang disabilitas.
"Dari mereka yang menganggur, sepertiga dari mereka kini bekerja, baik sebagai pemilik usaha kecil maupun sebagai karyawan,” kata Airlangga.
Airlangga menyatakan, program ini lebih dari sekedar kebijakan, pendanaan atau teknologi. Butuhkan perubahan radikal dalam institusi dan budaya, serta di pemerintahan, perusahaan dan individu.
Baca Juga: Ini Syarat dan Cara Membuat Akun Kartu Prakerja 2023, Sudah Dibuka!
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Purbasari, menambahkan, Kartu Prakerja memberikan beasiswa kepada angkatan kerja yang bisa secara bebas memilih pelatihan online yang tersedia di mitra e-marketplace yang relevan dengan pasar kerja saat ini tanpa diskriminasi.
“Sebanyak 12 penerima berusia lebih dari 50 tahun, 19 persen adalah lulusan SMP,” ujar Denni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News