Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
Di sisi lain, Pakar Komunikasi dan Telekomunikasi Universitas Gajah Mada (UGM) Kuskridho Dodi Ambardhi mengatakan, saat ini Indonesia sedang berhadapan dengan buruknya kondisi pemanfaatan BWA.
Operator BWA berguguran satu per satu, hingga akhirnya sampai tahun 2019 hanya tersisa tiga Operator, yaitu Berca, Telkom dan Indosat M2.
Pemanfaatan BWA yang tidak optimal juga dapat berdampak langsung bagi hak-hak rakyat di berbagai pelosok negeri. Menurutnya, salah satu hal yang harus dijamin negara saat ini adalah adanya layanan internet berkecepatan tinggi secara merata di seluruh daerah.
Baca Juga: Pendapatan Envy Technologies (ENVY) meroket 147% di kuartal III 2019
Akses data dan internet saat ini sudah berkembang menjadi kebutuhan dasar bagi warga dan sudah menjadi bagian langsung kehidupan masyarakat kecil.
“Kominfo perlu mempersiapkan penataan ulang pita frekuensi dengan mempertimbangkan agenda prioritas Presiden Jokowi dalam pengembangan start-up nasional. Lelang frekuensi BWA misalnya, perlu mempertimbangkan operator yang terbukti berkomitmen membangun pemanfaatan frekuensi broadband secara optimal, efektif dan efisien,” kata Dodi.
Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo menambahkan bergugurannya para operator BWA berdampak buruk antara lain hilangnya kesempatan penciptaan lapangan kerja, gagalnya penguatan UMKM dan gagalnya ambisi penciptaan digital startup/bisnis aplikasi kelas dunia.
Selanjutnya, buruknya konektivitas dan menurunnya pengembangan industri telekomunikasi domestic. Kemduian hilangnya potensi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dapat menambah pundi-pundi keuangan negara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Akari Indonesia luncurkan produk terbaru, TV SmartConnect
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News