Reporter: Yudho Winarto | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Sejumlah karyawan PT Metro Batavia (Batavia Air) merasa khawatir kehilangan haknya dalam proses pailit maskapai penerbangan itu. Pasalnya, para karyawan ini mengetahui adanya rencana perusahaan lessor mengambil 38 pesawat yang dipinjamkannya selama ini ke Batavia Air.
Eka N Tangkere, perwakilan karyawan Batavia Air, mengatakan, jika langkah lessor untuk mengambil pesawat ini diizinkan oleh kurator, harta pailit dari Batavia Air ini terancam berkurang. Karena, dalam perjanjian antara lessor dengan Batavia Air, ada uang deposit yang diserahkan oleh maskapai penerbangan itu. "Total dana depositnya mencapai Rp 188 miliar," kata Eka., kemarin.
Nah, para karyawan ini khawatir jika pesawat-pesawat itu sudah diambil oleh para lessor, ada kemungkinan uang deposit itu tidak kembali lagi. Padahal, uang deposit itu merupakan aset Batavia Air yang bisa dimasukkan dalam harta pailit (boedel).
Artinya, harta atau aset Batavia Air ini bisa mempengaruhi pengembalian hak-hak karyawan yang masuk dalam kreditur preferen atau yang lebih didahulukan. Karena itu, para karyawan ini meminta agar 38 pesawat milik lessor bisa dimasukkan dalam boedel pailit Batavia Air.
Atau menurut para karyawan ini, setidak-setidaknya para lessor yang ingin mengambil pesawat harus mengembalikan terlebih dulu uang deposit milik Batavia Air.
Eka mengatakan sudah mengajukan keberatan ke hakim pengawas. "Kami mengajukan permohonan penolakan ini ke Hakim Pengawas Nawawi Pomolango sebagai bahan pertimbangan dalam rapat verifikasi pada 14 Maret mendatang," kata Eka.
Sementara, kurator Batavia Air Turman Panggabean menjelaskan, pihaknya tidak bisa memasukkan pesawat tersebut dalam boedel pailit. Sebab, pesawat itu bukan aset Batavia Air. Sejauh ini, kurator belum memutuskan pemberian izin kepada lessor untuk mengambil pesawatnya.
Saat ini, proses pailit Batavia Air memang sudah memasuki rapat kreditur. Kurator sedang memverifikasi jumlah tagihan kreditur. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News