Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis minyak goreng sudah berlangsung berbulan bulan lamanya. Walaupun begitu, stok minyak goreng dan tingginya harga minyak goreng belum menemukan titik cerah. Hal jadi ironi, mengingat Indonesia adalah negara penghasil 58% sawit terbesar di dunia.
Sejak awal tahun, pemerintah dalam hal ini Menteri perdagangan sudah berulang kali berjanji akan menuntaskan kelangkaan minyak goreng. Pemerintah juga mengklaim stok minyak goreng sangat melimpah melebihi kebutuhan domestik.
Namun per hari ini krisis minyak goreng masih terus terjadi di lapangan baik di pasar tradisional maupun di ritel modern.
Misalnya, pedagang pasar kebutuhan pokok Suderajat mengatakan saat ini pedagang kesulitan dalam menyediakan stok minyak goreng untuk pelanggan karena adanya pembatasan pembelian dari distributor.
Baca Juga: Kemendag: Harga Pangan Kebutuhan Pokok Relatif Stabil
Terlebih di beberapa distributor terdapat pembelian minyak goreng yang bersyarat dengan mengharuskan membeli produk lain untuk mendapat “jatah” minyak goreng.
“Kalau yang kemasan susah, ga dapat jatah. Jadi kemarin yang subsidi mentok dapat 3 karton dan kalau misal habis, kadang sudah nga boleh beli lagi besoknya”, ujar Sudrajat pasar pada kontan Selasa (15/3).
Lebih lanjut Sudrajat menjelaskan harga minyak goreng masih di angka Rp 17.000 per liter bahkan lebih tergantung dari saat dia mendapatkan minyak dari distributor. “Harga tergantung dapatnya barang, kalau dibilang stabil ya belum. Harganya masih Rp 17.000. Kita juga ga berani stok banyak karena kalau sekarang murah, besoknya bisa mahal lagi,” tambah Sudrajat.
Baca Juga: Pasokan Tipis, Harga CPO Diproyeksi Masih Bullish Sepanjang Tahun 2022
Di beberapa gerai ritel modern minyak goreng juga sulit ditemui. Selain itu, pembelian minyak goreng untuk di gerai modern juga masih dibatasi 2 liter per orang bahkan ada yang di beberapa tempat menerapkan 1 liter per orang.
Ironinya rak minyak goreng di ritel modern kini lebih sering diisi produk margarin dan minyak kelapa bermerek Barco. Padahal di pintu minimarket, kerap terpampang jelas pengumuman bertuliskan bahwa toko tersebut menyediakan minyak goreng murah program pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News