Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Indonesia menempati peringkat ke-32 dari 54 negara dalam indeks Pengusaha Wanita dari Mastercard. Posisi ini masih jauh dibandingkan dengan negara-negara maju.
Dari survei yang dilakukan, angka indeks pengusaha wanita Indonesia sebesar 61,2 dengan Jumlah pengusaha Indonesia sebesar 23,8% dari total pengusaha. Kondisi ini dinilai bahwa peluang bagi para pengusaha wanita lainnya dalam mendukung pertumbuhan jumlah wirausaha wanita ke depannya masih cukup besar.
Secara keseluruhan, negara maju menduduki peringkat teratas dalam indeks tersebut. Posisi teratas, ditempati oleh Selandia Baru dengan indeks 74,4, dilanjutkan dengan Kanada dengan indeks 72,4, dan Amerika Serikat dengan indeks 69,9.
Negara-negara tersebut memiliki kondisi terkuat yang mendukung kepemilikan usaha dari wanita, seperti komunitas usaha kecil dan menengah yang kuat, pemerintahan yang berkualitas tinggi, serta kemudahan dalam menjalankan wirausaha.
Di sisi lain, negara dengan pendapatan rendah seperti Uganda, Bangladesh, dan Vietnam memiliki persentase tertinggi dari pengusaha wanita. Namun, hal itu sebagian besarnya didorong oleh kebutuhan mendesak dan bukan terinspirasi dari peluang wirausaha.
"Keberadaan wanita yang ambisius dan berbakat harus dianggap sebagai peluang wirausaha utama,” kata Chief Financial Officer Mastercard Martina Hund dalam keterangan resmi yang diterima KONTAN, Kamis (9/3).
Sementara negara dengan indeks terendah ditempati oleh India di peringkat 49, Arab Saudi di peringkat 52, dan Mesir di peringkat 53. Hal itu mengindikasikan kenyataan bahwa bias budaya terhadap wanita sangat melemahkan kemampuan mereka untuk menduduki posisi kepemimpinan dan memanfaatkan peluang kewirausahaan.
Indeks tersebut menunjukkan bahwa negara-negara yang menyediakan kondisi yang lebih baik bagi para pengusaha wanita akan mendorong keinginan untuk berkembang yang lebih banyak. Sementata negara-negara dengan kondisi pendukung yang kurang kondusif cenderung untuk lebih menghasilkan dorongan kebutuhan untuk bertahan hidup.
Adapun kendala terbesar yang menghalangi wanita untuk menjalankan wirausaha, yaitu kurangnya dana keuangan atau modal, batasan-batasan yang diatur oleh peraturan serta kelembagaan yang tidak efisien, kurangnya kepercayaan diri dan dorongan untuk menjalankan wirausaha, ketakutan untuk gagal, batasan-batasan dari sosial budaya, dan juga kurangnya pelatihan dan pendidikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News