Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Partai Demokrat kembali berubah sikap. Kali ini, Demokrat masih membuat ketidakpastian terkait waktu pemilihan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat. Koalisi pendukung Jokowi-Jusuf Kalla di parlemen pun mengeluhkan sikap Demokrat ini.
"Sebenarnya Partai Demokrat ini belum firm apakah ditunda ataukah nanti malam. Jadi akhirnya dibuat terpaksa dibuat forum lobi yang dimulai pukul 19.00 nanti, ini sudah disepakati bersama," ujar politisi PDI-P Pramono Anung di sela-sela rapat konsultasi pimpinan DPR sementara dengan pimpinan partai politik di Komplek Parlemen, Rabu (1/10).
Sebelumnya, ada enam fraksi yang menginginkan agar penetapan pimpinan DPR dilakukan besok. Keenamnya yakni Fraksi PDI-P, Fraksi PKB, Fraksi Partai Hanura, Fraksi Partai Nasdem, Fraksi Partai Demokrat, dan Fraksi PPP.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto bahkan menyatakan partainya meminta ditunda karena harus melakukan konsolidasi internal terlebih dulu. Namun, berselang dua jam kemudian, Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan menyatakan Partai Demokrat akhirnya meminta agar penetapan pemilihhan pimpinan DPR dilakukan hari ini.
Fraksi PPP menginginkan penentuan ditunda karena masih mengurus konflik internal. Sementara empat fraksi lainnya ingin menunda lantaran masih berusaha merangkul partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih.
Pramono mengatakan apabila rapat dilanjutkan pada pukul 19.00 untuk lobi, maka diperkirakan rapat konsultasi pun molor. Sehingga, dia memperkirakan tidak mungkin penetapan pimpinan DPR dilakukan malam ini.
"Apalagi karena ada agenda tambahan pengesahan tatib karena kan itu baru ditetapkan kemarin," ucap Pramono.
Di sisi lain, Koalisi Merah Putih yang terdiri dari Fraksi Partai Gerindra, Fraksi Partai Golkar, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, dan Fraksi Partai Amanat Nasional bulat mendesak agar penentuan pimpinan DPR dilakukan malam ini. Mereka bahkan sudah menyiapkan paket pimpinan yang diajukan. Ketua DPR yang diajukan yakni Setya Novanto, Bendahara Umum Partai Golkar. (Sabrina Asril)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News