kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasca naik peringkat, RI hemat biaya bunga Rp500 M


Selasa, 13 Juni 2017 / 18:06 WIB
Pasca naik peringkat, RI hemat biaya bunga Rp500 M


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kenaikan peringkat layak investasi (investment grade) yang diberikan lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P) diharapkan mampu menarik lebih besar dana-dana investor luar negeri untuk masuk ke pasar keuangan domestik, baik pasar obligasi maupun pasar saham.

Sejalan dengan hal tersebut, imbal hasil (yield) diharapkan menurun. Tak hanya itu, masuknya dana asing bisa mendorong penguatan kurs rupiah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pasca kenaikan peringkat tersebut, yield hampir seluruh Surat Berharga Negara (SBN) seri benchmark menurun. Rata-rata penurunannya sebesar 2-4 basis points (bps).

Tak hanya itu, pasca kenaikan itu pula, kurs rupiah tercatat menguat 31 poin ke level Rp 13.425 per dollar Amerika Serikat (AS).

Sri Mulyani bilang, penurunan imbal hasil (yield) sebesar 5 basis points (bps) saja bisa menghemat beban utang hingga Rp 500 miliar. Tak hanya itu, penguatan rupiah sebesar 100 bps bisa menghemat beban utang hingga Rp 325 miliar.

"Dengan condfidence ini kami harap akan capitalized dalam strategi pengelolaan utang kita untuk tetap hati-hati dan capitalized capaian investment grade ini termasuk dalam refinancing ," kata Sri Mulyani di DPR, Selasa (13/6).

Meski demikian, ia mengaku hal itu tak mudah lantaran pemegang SBN Indonesia banyak yang telah puas dengan imbal hasil yang diberikan selama ini.

Lebih lanjut menurut Sri Mulyani, selama ini banyak dana asing yang ingin masuk ke Indonesia, tetapi terganjal syarat adanya peringkat layak investasi dari tiga lembaga pemeringkat internasional. Dengan kenaikan peringkat dari S&P itu, ia memperkirakan adanya potensi dana asing yang masuk mencapai US$ 700 miliar.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, peningkatan peringkat surat utang Indonesia direspons oleh investor asing. Hal itu terlihat dari capital inflow hingga akhir Mei lalu yang tercatat Rp 112 triliun, naik 60% dibanding periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp 70 triliun.

Tak hanya itu, pasca kenaikan peringkat oleh S&P juga terlihat dari permintaan pembeli Surat Utang Negara (SUN) yang tinggi.

"Yield surat utang 10 tahun rupiah turun dari 7% ke 6%, yield global bonds juga menurun. Kami saksikan Credit Default Swap (CDS) yang di awal tahun 157 bps menjadi 118 bps. Jadi ada perbaikan signifikan," tambah Agus.

Agus optimistis, masuknya dana asing ini akan terus berlanjut hingga semester kedua tahun ini. Nantinya, dana asing itu diharapkan juga menarik investasi asing langsung atau FDI masuk ke Tanah Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×