Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2017 sebesar 0,69% atau lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 0,66%. Dengan begitu, inflasi selama enam bulan pertama tahun ini mencapai 2,38%.
Walau lebih tinggi dari tahun lalu, namun Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi selama puasa dan Lebaran tahun ini lebih terkendali. Dalam catatan BPS, inflasi puasa dan Lebaran tahun 2014 yang jatuh pada Juni dan Juli 2014 masing-masing sebesar 0,43% dan 0,93%, sehingga total inflasi puasa dan Lebaran kala itu 1,36%.
Pada 2016, inflasi lebaran yang jatuh pada Juni dan Juli masing-masing 0,66% dan 0,69% sehingga totalnya 1,35%. Sementara inflasi tahun ini yang jatuh pada Mei dan Juni masing-masing 0,39% dan 0,69% sehingga total inflasi 1,18%. "Secara umum inflasi puasa dan Lebaran 2017 jauh lebih terkendali dibanding tahun sebelumnya. Sebab pemerintah melakukan berbagai upaya, ada satgas pangan dan sebagainya," kata Suhariyanto, Senin (3/7).
Menurutnya berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pemicu inflasi pada puasa dan Lebaran tahun ini lebih bersumber dari penyesuaian tarif listrik 900 volt ampere (VA), khususnya pelanggan pasca bayar dan tarif transportasi. Sementara bahan makanan relatif terkendali.
Berdasarkan catatan BPS, kelompok bahan makanan mencatat inflasi 0,69% dengan andil inflasi 0,14%. Kenaikan inflasi pada bahan makanan bersumber dari kenaikan harga ikan segar, bawang merah, pepaya, wortel dan bayam. Sedangkan komoditas daging dan beras yang selama ini turut berkontribusi pada inflasi justru harganya cukup stabil.
Sedangkan untuk kelompok makanan jadi terjadi inflasi 0,39% dengan andil 0,07%. Pemicu inflasi pada kelompok ini adalah kenaikan harga kue kering, mie, nasi dan lauk, kopi manis dan rokok kretek.
Puncak inflasi lewat
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yakin, Juni 2017 sudah menjadi puncak inflasi pada tahun ini dari sisi permintaan. Pasalnya, Juni 2017 bertepatan dengan puasa, Lebaran, liburan sekolah, dan menjelang tahun ajaran baru.
Alhasil, ia optimistis hingga akhir tahun ini inflasi akan bisa terjaga sesuai target pemerintah. "Inflasi akan bisa kami kendalikan, masih sama dengan asumsi di APBN 2017 yakni 4%," ujar Sri Mulyani.
Meski begitu, Menkeu bilang ada sejumlah hal yang menjadi perhatian pemerintah di paruh kedua tahun ini, seperti nilai tukar rupiah dan harga komoditas dunia.
Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi bilang, setelah Juni 2017, ke depan tekanan inflasi akan mereda. Menurutnya, pada Juli tahun ini tekanan inflasi yang bersumber dari harga yang diatur pemerintah bakal berkurang lantaran pemerintah memastikan tidak akan menaikkan harga elpiji hingga September.
Pemerintah juga tidak akan menaikkan tarif listrik hingga akhir tahun serta tidak ada kenaikan harga BBM di bulan ini. Selain itu, harga pangan setelah lebaran akan kembali normal.
Hanya saja, Eric bilang pada bulan Juli masih ada kenaikan permintaan lantaran masuk tahun ajaran baru. "Saya perkirakan inflasi Juli sekitar 0,4%, tapi ini angka sementara," ujarnya. Dengan begitu Eric meyakini hingga akhir tahun inflasi masih bisa dijaga di level 4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News