kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pariwisata RI incar US$ 5 miliar dari China


Sabtu, 27 Agustus 2016 / 11:00 WIB
Pariwisata RI incar US$ 5 miliar dari China


Sumber: Antara | Editor: Adi Wikanto

Shanghai. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pihaknya membutuhkan dana investasi sekitar US$ 5 juta dari China untuk mengembangkan daerah tujuan wisata di Indonesia. Pengembangan terutama tertuju untuk 10 destinasi yang diprioritaskan pemerintah.

"Total investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan 10 destinasi adalah US$ 20 miliar. Dari jumlah tersebut, US$ 10 miliar adalah dari pemerintah, sedangkan sisanya diharapkan dari swasta, termasuk investor Tiongkok," katanya, pada forum bisnis, di Shanghai, Jumat malam (26/8).

Forum bisnis pariwsata yang dihadiri 40 pelaku industri tersebut merupakan rangkaian malam resepsi peringatan HUT RI Ke-71 yang diselenggarakan Kedutaan Besar RI di Beijing, Konsulat Jenderal RI di Shanghai, bekerja sama dengan Garuda Indonesia dan Indonesia Chamber of Commerce in China (INACHAM), serta seluruh komponen masyarakat Indonesia di Shanghai.

Arief mengatakan dari total investasi sebesar US$ 10 miliar dari swasta pihaknya telah mengantongi investasi senilai US$ 1 miliar. "Rata-rata per tahun, kita dapat US$ 1 miliar. Itu artinya kita masih kekurangan sekitar US$ 5 miliar sampai 2019. Investor China belum masuk daftar. Dan saya membutuhkan US$ 5 miliar dari China. Pada 2015 pemerintah telah mengantongi komitmen investasi senilai US$ 1 miliar dan pada 2016 diperkirakan US$ 1,5 miliar," katanya.

Arief menuturkan investasi di sektor pariwisata sangatlah menjanjikan terlebih kini Pemerintah Indonesia telah menetapkan pariwisata sebagai salah satu dari lima sektor yang diunggulkan.

"Saat ini sumber devisa Indonesia terdiri atas minyak dan gas, batu bara, minyak sawit dan pariwisata. Namun, tiga sumber pertama kini mengalami pertumbuhan minus, sehingga dapat dipastikan pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar pada 2019," katanya.

Pada 2019, lanjut dia, pariwisata diproyeksikan dapat menyumbangkan PDB sekitar 15%, devisa sebesar US$ 20 miliar atau penghasil devisa terbesar yang dapat menyerap tenaga kerja sebesar 13 juta orang. "Pariwisata juga diyakini mampu menciptakan sentra pertumbuhan ekonomi baru," ungkap Arief.

Fokus pengembangan destinasi, lanjut Menpar, sejalan dengan langkah percepatan yang diprioritaskan pemerintah yakni pembangunan infrastruktur khususnya di sepuluh destinasi prioritas yang akan dikembangkan ke destinasi lain secara bertahap.

Sepuluh destinasi utama yakni Tanjung Kelayang (Provinsi Belitung), Kepulauan Seribu (Provinsi DKI), Danau Toba (Provinsi Sumatera Utara), Tanjung Lesung (Provinsi Banten) dan Borobudur, Provinsi Jawa Tengah.

Selain itu terdapat pula Wakatobi (Provinsi Sulawesi Tenggara), Pulau Morotai (Provonsi Maluku Utara), Gunung Bromo/Tengger/Semeru (Provinsi Jawa Timur), Labuan Bajo (Provinsi Nusa Tenggara Timur), Mandalika (Provinsi Nusa Tenggara Barat).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×