Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
"Terutama untuk barang konsumsi terkait dengan Natal dan Tahun Baru," jelas Eric. Sementara untuk keseluruhan tahun 2019, Eric memprediksi neraca dagang akan tercatat defisit US$ 3,4 miliar.
Senada dengan Eric, Ekonom Bank UOB Enrico Tanuwidjaja memprediksi neraca dagang akan mengalami defisit sebesar US$ 0,7 miliar. Hal ini disebabkan oleh ekspor komoditas yang masih menurun meski di tengah harga sawit yang sudah mulai membaik.
Enrico memprediksi ekspor masih akan terkoreksi 4% yoy pada bulan Desember 2019 sementara impor akan terkoreksi 5% yoy.
Baca Juga: Rupiah ditutup melemah tipis ke Rp 13.680 per dolar AS
Ekonom BCA David Sumual pun memprediksi neraca dagang akan mengalami defisit sebesar US$ 207 juta. David juga memprediksi total ekspor akan terkoreksi 1,9% yoy dan impor terkoreksi 7,2% yoy, atau masing-masing membaik dari kontraksi di bulan sebelumnya yang sebesar 5,67% dan 9,24%.
Demikian juga dengan ekonom Bank Standard Chartered Aldian Taloputra memprediksi ekspor akan mengalami kontraksi yang lebih rendah dari bulan sebelumnya. Ekspor akan terkontraksi 1,5% yoy dan impor diprediksi akan terkontraksi 4,0%. Meski begitu, ia memprediksi neraca dagang masih akan defisit sebesar US$ 632 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News