kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Panitia Kerja Inflasi DPR sambut positif laju inflasi Februari


Rabu, 02 Maret 2011 / 09:09 WIB
Panitia Kerja Inflasi DPR sambut positif laju inflasi Februari
ILUSTRASI. Panen kelapa sawit. KONTAN/Baihaki


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Wakil Ketua Panita Kerjaa Inflasi dan Suku Bunga Komisi XI DPR Kemal Azis Stamboel menyambut positif angka inflasi Februari 2011 yang mencapai 0,13%. Menurutnya, kontribusi deflasi bahan makanan menjadi penyumbang penting karena musim panen raya.

“Saya kira ini kondisi yang positif. Inflasi Februari ini juga lebih rendah dari inflasi Februari tahun 2010 yang sebesar 0,30% dan 0,21% tahun 2009," katanya kepada KONTAN, Rabu (2/3).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Februari lalu mencapai 0,13% sehingga laju inflasi kumulatif (Januari-Februari 2011) adalah 1,03%. Inflasi year on year mencapai 6,84%.

Untuk inflasi inti Februari 0,31% atau lebih tinggi dari inflasi umum. Inflasi inti year on year (yoy) 4,36%. Sektor perumahan, listrik, gas, dan bahan bakar menyumbang inflasi 0,09%. Harga bahan makanan mengalami deflasi 0,09%, dan sandang menyumbang deflasi 0,01%. “Inflasi kumulatif Januari-Februari 2011 sebesar 1,03% juga lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 1,14%. Ini awal yang baik," ujarnya.

Meski demikian, Kemal berharap manajemen stok terutama pengadaan beras oleh Bulog perlu diperbaiki. Begitu juga dengan penundaan pembatasan BBM bersubsidi pada April 2011. “Kalau pemerintah belum siap, memang sebaiknya ditunda karena potensi tekanan inflasinya cukup tinggi. Di tengah harga minyak yang sangat tinggi, kebijakan ini harus benar-benar disiapkan dengan baik," jelasnya.

Sebab, Kemal mengingatkan tekanan inflasi ke depan masih akan tinggi terutama dari tekanan harga pangan, energi, risiko bencana, biaya distribusi yang masih tinggi, tekanan untuk menaikkan suku bunga, dan ekspektasi publik yang terbiasa menaikkan harga. Berbagai tekanan ini, menurutnya, harus terus diwaspadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×