Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pada Hari Buruh Internasional, Kamis (1/5), bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Joko Widodo, menerima sekitar puluhan pekerja rumah tangga (PRT).
Jokowi menerima kedatangan PRT yang didominasi perempuan itu di kediaman dinasnya di Taman Suropati 1, Jakarta Pusat, sekitar pukul 09.00 WIB. Ada yang berbeda saat Jokowi menerima para PRT. Ia kembali mengenakan seragam yang persis digunakannya saat berkampanye pada Pilkada DKI Jakarta 2012.
Jokowi mengenakan seragam kotak-kotak berwarna merah, biru, dan putih dengan dua kantong persegi panjang di dadanya. Kemeja kotak-kotak itu berwarna persis dengan yang dia kenakan ketika menjadi calon gubernur DKI Jakarta.
Puluhan PRT itu didampingi oleh anggota Komisi IX DPR RI, Rieke Dyah Pitaloka. Puluhan PRT ini tergabung dalam Komite Aksi Perempuan (KAP). Kepada Jokowi, mereka mengadukan berbagai catatan hitam buruh perempuan.
Salah seorang PRT, Sari Purnama (50), mengatakan, dalam jangka waktu 2013-2014, belum ada tindak nyata dari pemerintah untuk menegakkan hak buruh perempuan. Bahkan, menurut dia, setiap tahunnya, penanganan pemerintah semakin menurun.
Kondisi buruh perempuan memburuk seiring dengan status kerja buruh perempuan yang banyak sebagai pekerja kontrak. "Buruh perempuan di pabrik-pabrik masih banyak yang belum mendapatkan hak cuti haid, cuti melahirkan, penyediaan pojok ASI, dan lainnya, Pak," kata Sari kepada Jokowi, Kamis (1/5).
Oleh karena itu, menurut dia, KAP menyatakan berbagai sikap mereka, seperti menuntut pemerintah untuk membuat kebijakan yang pro-perlindungan hak pekerja perempuan, menghapuskan diskriminasi upah buruh perempuan, memberi sanksi yang tegas kepada perusahaan yang masih memberlakukan sistem skors, mendesak pemerintah untuk segera mengesahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga menjadi Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, dan lainnya.
Pertemuan Jokowi dengan para PRT itu berlangsung kira-kira 30 menit. Setelah itu, aksi mereka akan berlanjut ke depan Istana Merdeka dan melakukan aksi di Bundaran Hotel Indonesia (HI). (Kurnia Sari Aziza)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News