kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Pagi ini, Presiden bakal beri pernyataan terkait konflik Libia


Selasa, 29 Maret 2011 / 08:54 WIB
Pagi ini, Presiden bakal beri pernyataan terkait konflik Libia
ILUSTRASI. Wall Street


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setelah sempat ditunda, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) rencananya hari ini Selasa (29/3) bertempat di Kantor Kepresidenan bakal menyampaikan pernyataan resmi soal konflik Libia.

Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha menyebutkan, pernyataan resmi itu akan disampaikan pada pukul 10.00 wib. "Mengingat sesuatu hal, keterangan presiden yang seyogianya akan disampaikan sore ini, ditunda besok pada tgl 29 Maret pukul 10.00," katanya kemarin (28/3).

Seperti diketahui, kondisi geopolitik Libia kian memanas. Terlebih masuknya negara koalisi dan melakukan aksi penyerbuan terhadap pemerintahan Muamar Kaddafi.

Dalam beberapa kesempatan, Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan tidak sependapat dengan aksi negara koalisi yang dikomandoi Amerika.

Genjatan senjata di Libia adalah langkah yang akan diambil oleh pemerintah. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, pemerintah sejak awal menentang kekerasan di negeri Kaddafi. "Jelas dari awal kita menolak kekerasan, baik dilakukan pihak Kaddafi, pemberontak, maupun pihak koalisi," katanya.

Menurut Menlu, kekerasan di Libia justru menimbulkan kesengsaraan kalangan sipil. Indonesia mendesak serta menekan Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa segera melakukan gencatan senjata agar korban yang jatuh tidak semakin banyak.

"Kita perlu ada gencatan senjata, perlu ada keberadaan PBB di lapangan dan perlu ada proses politik di Libia," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×