Reporter: Abdul Basith | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga optimis Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komperhensif Indonesia Uni Eropa (IEU CEPA) segera rampung.
Perjanjian tersebut memang ditargetkan selesai tahun 2020 mendatang. Selesainya pekerjaan itu akan menjadi peluang masuknya investasi serta membuka akses pasar bagi produk ekspor Indonesia.
Baca Juga: Kemendag berupaya tingkatkan akses pasar baja, tekstil, dan furnitur ke AS
"Ini adalah kesempatan kita untuk mendapatkan akses pasar dan investasi yang luas di masa depan," ujar Jerry dalam siaran pers putaran ke-9 IEU CEPA, Rabu (4/12).
EU memang menjadi mitra strategis dalam ekspor dan investasi. Oleh karena itu rampungnya perjanjian diharapkan dapat meningkatkan hubungan kedua negara.
Selain itu, masalah kelapa sawit di EU pun menjadi salah satu pembahasan. Pada kesempatan itu Jerry juga menyampaikan mengenai diskriminasi yang dilakukan oleh EU terhadap minyak sawit Indonesia.
Hal serupa juga diungkapkan Direktur Perundingan Bilateral, Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kemdag, Ni Made Ayu Marthini. Made bilang masalah sawit menjadi integral dalam perundingan IEU CEPA.
Baca Juga: Pemerintah Indonesia berupaya membuka pangsa pasar buah tropis ke AS
"Aspek ‘sustainability’ dibahas oleh kelompok kerja perdagangan dan pembangunan berkelanjutan," terang Made.
Asal tahu saja pada tahun 2018, nilai ekspor Indonesia ke EU sebesar US$ 17,1 miliar. Sednagkan nilai impor Indonesia dari EU sebesar US$ 14,2 miliar.
Dari amgkantersebut total perdagangan Indonesia dengan EU mencapai US$ 31,2 miliar. Angka itu meningkat 8,29% dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
EU juga menjadi sumber investasi di Indonesia. Nilai investasi EU di Indonesia tercatat senilai US$ 3,2 miliar pada 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News